Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Semarak Bisnis Niche Jepang Jelang Olimpiade Tokyo 2020

28 Agustus 2019   16:52 Diperbarui: 28 Agustus 2019   16:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak turis yang tertarik dengan pernikahan tradisional Jepang (doc. Tokyo Cheapo/ed.Wahyuni)

Bisnis niche adalah bisnis yang dirancang sedemikian rupa dengan target pemasaran orang-orang yang punya minat, passion, dan keinginan yang spesifik. Para pelaku bisnis ini menawarkan barang atau jasa yang spesifik pula.

Di Jepang, bisnis niche ini telah berkembang sangat pesat dari mulai penyedia kimono sewaan, aplikasi penyimpanan bagasi, sampai ke pelatihan bahasa yang kesemuanya ditujukan untuk mengakomodasi kebutuhan para pengunjung dari luar negeri (Nikkei Asian Review,  25 Agustus 2019).

Jumlah turis yang datang ke Negeri Matahari Terbit itu terus meningkat pada beberapa tahun terakhir dan nilai belanja mereka semakin berarti secara signifikan bagi perekonomiannya. Memang sempat ada penurunan jumlah turis asal Korea Selatan karena pertikaian politik antar kedua negara, namun para pengunjung dari negara-negara lain nampaknya akan terus berdatangan apalagi Olimpiade Tokyo 2020 semakin dekat penyelenggaraannya.

Belakangan ini ada pola konsumsi baru dari para turis tersebut. Bukannya belanja, namun mereka lebih tertarik untuk mencicipi pengalaman-pengalaman unik yang sulit ditemukan di negara lain. Hal terakhir inilah yang membuat perusahaan-perusahaan penyedia berbagai produk/jasa yang terkait dengan pengalaman unik bermunculan di seantero Jepang.

"Konsumen mancanegara kami meningkat sampai setidaknya 10 kali lipat pada dua tahun terakhir ini."Ungkap Toshiaki Itaya, manajer hubungan media dari perusahan penyedia jasa sewa peralatan kemping di Tokya, Campingcar.

Kebanyakan konsumen saat bisnis baru dibuka tahun 2015 adalah warga Jepang sendiri, namun tahun 2018 ada 80 reservasi dari turis asing dan itu sebuah peningkatan pesat dibanding hanya 9 reservasi di tahun 2017.

Pada pertengahan Agustus 2019 ini sudah tercatat 140 reservasi dari para pengunjung mancanegara yang bervariasi dari pasangan-pasangan muda umur 30-an sampai grup-grup yang pesertanya berumur 60-an.

Berkemah semakin populer berkat fleksibilitas yang ditawarkan para penyedia jasa kepada para wisatawan dan, tentu saja, lebih hemat.

Biaya sewa fasilitas kemping 18,360 yen (USD 172) per hari non akhir pekan dan total biaya selama 7-10 hari berkisar 200,000 -- 300,000 yen. Kalau kemping bertiga cukup membayar 10,000 yen per orang.

"Itu lebih murah ketimbang naik bis dan kereta lalu menginap di hotel."Ujar Koki Miyashita, direktur Carstay, yang mengelola website pemesanan rental kemping bersama Campingcar,"Juga memberikan keleluasaan bagi para wisatawan untuk merencanakan perjalanan mereka."

Kebebasan menentukan tujuan wisata memang sangat menyenangkan karena tidak perlu terikat harus menyesuaikan diri dengan rute kereta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun