Mohon tunggu...
Sabina Titis Kinanthi
Sabina Titis Kinanthi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

10 Agustus 2022   21:33 Diperbarui: 10 Agustus 2022   22:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring dengan perkembangan zaman, kini mulai banyak anak muda yang terbuka terhadap pentingnya kesehatan mental bagi kehidupan seorang manusia. 

Layanan psikologi yang ada untuk menjaga kesehatan mental manusia pun makin banyak keberadaannya. Masa pandemi yang merubah gaya hidup serta kegiatan sehari-hari kita sejak tahun 2019 ini nyatanya memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan mental orang. Banyak sekali kasus orang depresi sampai bunuh diri karena adanya perubahan besar di masa pandemi ini. 

Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kemampuan manusia dalam menyadari dan menjaga kesehatan mentalnya. Sejak dulu, kesadaran akan pentingnya untuk menjaga kesehatan mental di Indonesia masih terbilang cukup rendah, yang membuat orang-orang jadi kesulitan untuk memvalidasi perasaannya.

Masa pandemi membuat manusia harus melakukan semua kegiatannya dari rumah. Hal tersebut memiliki sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya adalah orang-orang menjadi lebih mudah dan praktis dalam mengerjakan pekerjaannya karena segala hal bisa diakses secara online. 

Para murid atau pekerja kantoran tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk transportasi umum atau bensin. Berkurangnya jumlah kendaraan bermotor di jalanan juga membuat udara lebih segar dan mengurangi keberadaan polusi. 

Namun, sisi negatifnya adalah pikiran menjadi mudah jenuh dan stress karena harus terus berada di rumah sehingga sulit untuk berpergian mencari udara segar di luar sana. 


Sayangnya, tak semua orang memiliki 'rumah' yang harmonis, sehingga kebijakan baru pemerintah saat pandemi ini membuat mereka makin kesulitan.

Selain itu, masa pandemi juga membuat banyak orang semakin individualis karena kurangnya interaksi serta komunikasi dengan sesama di kehidupan sehari-hari. 

Kurangnya interaksi ini juga dapat membuat jiwa kita jadi merasa kesepian dan kesulitan untuk berbicara dengan orang lain. Waktu kita saat di rumah juga biasanya lebih banyak dihabiskan untuk bekerja dan bermain sosial media melalui gadget masing-masing sehingga kita kesulitan untuk menjalin relasi baru dengan orang-orang di luar sana. 

Tak hanya rasa kesepian saja yang menjadi dampak dari masa pandemi bagi manusia, tapi munculnya rasa takut untuk berinteraksi dengan banyak orang juga bisa menjadi dampak yang lainnya. 

Bagi sebagian orang, berinteraksi dengan banyak orang itu memang bisa membuat energi mereka terkuras habis sehingga mereka sering merasa kesulitan jika harus berhadapan dengan banyak orang saat berkegiatan di kehidupan sehari-harinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun