Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Infrastruktur yang Memanjakan Pesepeda di Belanda

6 September 2020   19:41 Diperbarui: 7 September 2020   06:16 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur khusus sepeda di Amsterdam.(KOMPAS/LUCKY PRANSISKA)

Dalam beberapa kali acara bersepeda berombongan, biasanya dalam perjalanan pergi, saya relatif masih bisa mengikuti ritme kecepatan anggota rombongan lain. Tapi kalau sudah perjalanan pulang, tenaga sudah melemah, bagian kaki (terutama paha) sudah sangat pegal, yang sekali lagi terasa seperti mau meledak. Apalagi kalau jaraknya lebih dari 20 km.

Tapi pemimpin rombongan tampaknya sudah paham betul kapasitas tenaga bersepeda saya. Sebelum berangkat, ia sudah mendesain agar rombongan berhenti istrirahat sekitar 15 menit dalam setiap 30 menit. 

Artinya kalau rutenya ditempuh 90 menit, berarti perlu istirahat dua kali. Dan titik berhenti istirahat akan dipilih lokasi yang sekaligus bisa dijadikan latar belakang berfoto yang cantik dan menarik. 

Dan biasanya, menjelang tiba kembali di titik start awal, saya akan tertinggal di belakang, sejauh sekitar 1 km. Tapi saya akan tetap menggowes, sesuai cadangan tenaga yang masih tersimpan. Dengan pengalaman berkali-kali seperti ini, saya mulai berpikir kayaknya sudah saatnya punya sepeda elektrik (heheheh).

Pergi bersepeda, pulang naik kereta
Jika mau, sesekali juga bisa menjajal rute pergi yang berjarak sekitar 50 km. Tapi perginya saja yang bersepeda, pulangnya naik kereta. Karena berberapa kereta antar kota, ada kereta yang menyiapkan gerbong khusus, yang membolehkan penumpang membawa sepedanya.

Misalnya, bersepeda dari Den Haag ke Utrecht yang berjarak sekitar 60 km. Kalau kecapean atau tidak sanggup lagi bersepeda untuk pulang dari Utrecht ke Den Haag, bisa memilih naik kereta menggunakan gerbong yang membolehkan penumpang membawa sepedanya.

Sungguh memanjakan pesepeda
Kembali ke soal bersepeda dari Den Haag ke Rotterdam. Ketika rombongan tiba di jantung kota Rotterdam, yang dibelah teluk (mirip sungai) selebar sekitar 300-an meter (yang sebagian besar titik di dua sisinya dinfungsikan sebagai dermaga pelabuhan).

Pada hari itu, saya baru tahu bahwa ada sebuah terowongan khusus pesepeda (Masstunnel fiets), yang dibangun di bawah teluk, sepanjang sekitar 550 meter, yang menghubungkan dua sisi teluk. Posisinya bersisian tapi terpisah dari terowongan jalur untuk mobil (Masstunnel). 

Dengan ukuran dan panjang yang berbeda, Masstunnel Fiets di Rotterdam kira-kira mirip dengan Chanel Tunnel yang menghubungkan Calais di Perancis dan Dover/Folkestone di Inggris yang dibuat di bawah selat Dover.

Ketika melintasi Masstunnel fiets di Rotterdam, saya sempat membatin: adanya jalur khusus sepeda di semua wilayah membuktikan bahwa Pemerintah Belanda telah memanjakan para pesepeda, jika dibanding mungkin hampir semua negara di dunia. Tapi terowongan Masstunnel khusus pesepeda ini benar-benar membuktikan betapa Pemerintah Rotterdam lebih dari sekadar memanjakan pesepeda. Luar biasa.

Artinya juga, jika ada pemerintahan kota di suatu negara, yang merencanakan menganjurkan warganya untuk membiasakan bersepeda (untuk bekerja atau keperluan lain termasuk pelesiran), tidak akan pernah efektif kalau tidak diawali dengan mempersiapkan infrastruktur yang nyaman dan aman untuk bersepeda.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 06092020/ 18011442H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun