Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Adha, Simbol Kepatuhan yang Tanpa Cacat

31 Juli 2020   16:18 Diperbarui: 31 Juli 2020   16:26 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pexels.com/snapwire

Merayakan idul adha adalah mengenang tentang simbol dan praktek kepatuhan yang tanpa cacat; tentang sosok Nabi Ibrahim yang tulus tanpa reserve untuk mengorbankan yang terbaik yang dimilikinya, semata karena mematuhi perintah Allah.

Tentang sosok Nabi Ismail yang menunjukkan dua kepatuhan sekaligus: pada perintah Allah dan kepatuhan pada orangtua sang ayah.

Ibrahim dan Ismail, sebagai manusia, adalah tauladan tentang kemampuan menihilkan diri secara sempurna; bahwa di hadapan perintah Allah, segala pertimbangan ego harus diabaikan. Karena hanya dengan begitulah, keikhlasan dapat dimaksimalkan.

Jika kualitas kesabaran dapat diukur pada cobaan pertama, maka ketaatan bisa diukur dengan kepatuhan kepada perintah pertama, yang tak lagi bertanya: kenapa?

Ibarat transaksi jual-beli, Ibrahim dan Ismail menunjukkan kepatuhan yang "membeli" pada "penawaran" pertama. Dan itulah puncak kehambaan sekaligus penghambaan yang sempurna.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 31 Juli 2020/ 10 Dzulhijjah 1441H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun