Mohon tunggu...
Saadah Junius
Saadah Junius Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Discourse Analysis for Language Teachers"

7 Juli 2018   09:47 Diperbarui: 7 Juli 2018   10:01 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

             ANALISIS WACANA UNTUK GURU BAHASA

1.Analisis Wancana Kajian Pragmatik

Analisis wacana berkaitan dengan studi tentang hubungan antara bahasa dan konteks di mana ia digunakan. Ini tumbuh dari pekerjaan di berbagai disiplin ilmu pada 1960-an dan awal 1970-an, termasuk linguistik, semiotika, psikologi, antropologi dan sosiologi. Wacana analis mempelajari bahasa yang digunakan: teks tertulis dari segala jenis, dan data lisan, dari percakapan hingga bentuk-bentuk pembicaraan yang sangat melembaga. Pada saat linguistik sebagian besar berkaitan dengan analisis kalimat tunggal, Zellig Harris menerbitkan makalah dengan judul 'Analisis Wacana' (Harris 1952). 

Harris tertarik pada distribusi unsur-unsur linguisik-dalam teks-teks diperpanjang, dan hubungan antara teks dan situasi sosialnya, meskipun makalahnya jauh dari analisis wacana yang kita ungkapkan sampai sekarang. Pada 1960-an, Dell Hymes memberikan perspektif sosiologis dengan studi tentang pidato dalam wmng sosialnya (misalnya Hymes 1964). Para filsuf linguistik sudr seperti Austin (1962), Searle (1969) dan Grice (1975) juga berpengaruh dalam studi bahasa sebagai tindakan sosial, tercermin dalam teori ujaran-tuturan dan perumusan maksim percakapan, bersama munculnya.

Penganalisisan suatu wacana perlu memahami berbagai aspek yang menjadi bidang kajian pragmatik khususnya mikro pragmatik, yaitu referensi (reference), implikatur (implicature), dan tindak tutur (speech act) (Brown dan Yule, 1983:27). Dalam memahami suatu bahasa tidak hanya dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan saja, tetapi juga harus memahami konteks dan unsur lain 12 di luar bahasa tersebut. 

Karena pragmatik mencakup penggunaan bahasa dalam interaksi maka pragmatik memperhatikan pula aspek-aspek lain dalam komunikasi seperti pengetahuan dunia, hubungan antara penutur dan mitratutur, dan macam-macam tindak ujaran (speech act). Untuk memahami sebuah tuturan dalam penilitian ini bentuk analisis yang digunakan adalah sebuah bentuk analisis heuristik dari Leech (1983: 61 62). 

Analisis ini berusaha mengidentifikasi daya pragmatik sebuah tuturan dengan merumuskan hipotesis-hipotesis dan kemudian mengujinya berdasarkan data-data yang tersedia. Bila hipotesis tidak teruji, akan dibuat hipotesis baru. Seluruh proses ini, terus berulang sampai akhirnya tercapai suatu pemecahan, yakni berupa hipotesis yang teruji kebenarannya. Dalam hal ini, masalah yang muncul adalah mengenai interpretasi tuturan. Berdasarkan makna tuturan, informasi mengenai latar belakang konteks, dan asumsi-asumsi dasar, mitratutur membuat hipotesis mengenai tujuan-tujuan tuturan. Berikut dipaparkan dalam bagan Analisis Heuristik Leech.

 Analisis wacana tidak hanya berkaitan dengan deskripsi dan analisis interaksi lisan. Selain semua pertemuan lisan kami, kami setiap hari mengonsumsi ratusan kata-kata tertulis dan tercetak: artikel surat kabar, surat, cerita, resep, instruksi, pemberitahuan, komik, papan iklan, selebaran yang didorong melalui pintu, dan seterusnya. Kami biasanya berharap mereka menjadi koheren, komunikasi yang bermakna di mana kata-kata dan / atau kalimat saling terkait satu sama lain dengan cara yang sesuai dengan rumus konvensional, seperti yang kami lakukan dengan pidato; oleh karena itu analis wacana sama-sama tertarik pada organisasi interaksi tertulis. 

Dalam buku ini, kita akan menggunakan analisis wacana istilah untuk mencakup studi interaksi lisan dan tulisan. Tujuan kami secara keseluruhan adalah untuk memahami dengan lebih baik bagaimana wacana lisan dan tertulis terlihat dan terdengar. Ini mungkin berbeda dari apa yang penulis dan guru buku teks telah ambil dari intuisi mereka sendiri, yang sering dibebani dengan praduga yang berasal dari tata bahasa, kosa kata dan pengajaran tradisional. 

Dengan gambaran yang lebih akurat tentang wacana alam, kita berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengevaluasi deskripsi yang menjadi dasar kita dalam mengajar, bahan ajar, apa yang terjadi di kelas, dan produk akhir dari pengajaran kita, baik dalam bentuk keluaran lisan atau tertulis.

bahasa sebagai alat komunikasi dalam berbagai konteks kehidupan untuk menyampaikan amanat dan pesan kepada para pembaca. Terkait dengan tersebut, Gunarwan (2002: 184); Gunarwan (2007) menjelaskan bahwa pragmatik selain untuk menyampaikan amanat, tugas, dan kebutuhan penutur, tujuan komunikasi adalah menjaga atau memelihara hubungan sosial penutur dengan pendengar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun