Tingkat pengangguran yang tinggi harus memicu revolusi mental untuk berdikari. Banyak orang di negeri kita yang masih menggantungkan diri dengan lapangan pekerjaan. Akibatnya, tak sedikt yang menjadi pengangguran karena tak imbangnya jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja di Indonesia. Dari data BPS menunjukan bahwa 6.2% angkatan kerja atau sejumlah 7 juta jiwa menggangur di tahun 2015.
Masih ingat saat Bung Karno menyerukan slogan berdikari? Berdiri di kaki sendiri dan tidak bergantung pada bantuan orang lain? Prinsip berdikari akan mengarahkan kita pada prinsip hidup yang mandiri. Dari segi ekonomi, kita bisa menjalankan prinsip berdikari dengan berwirausaha. Membuka usaha sendiri dan menciptakan peluang kerja sendiri, paling tidak untuk diri sendiri.
Bapakku, sejak tahun 1960-an, telah membuka usahanya sendiri dan menolak banyak tawaran pekerjaan yang diberikan oleh orang-orang. Usaha warung makan yang dibuka sejak tahun 1960-an masih berlangsung hingga sekarang. Lima puluhan tahun, berwirausaha untuk mencukupi kebutuhan dasar keluarga, memberikan pendidikan untuk anak-anaknya hingga jenjang Strata 1 dan bahkan untuk berinvestasi dengan membeli tanah, sawah dan membangun rumah. Bapakku sejak dulu telah menanamkan prinsip berdikari dan mampu hidup mandiri tanpa bergantung dengan lapangan pekerjaan. Kisah bapakku ini adalah secuil contoh dari kesiapan mental untuk berdikari. Siapkah kamu, untuk melakukan revolusi mental dan berdikari untuk hidup mu?