Mohon tunggu...
S. R. Wijaya
S. R. Wijaya Mohon Tunggu... Editor - Halah

poetically challenged

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Alangkah Tak Enak Patah Hati dari Sari

20 November 2010   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12902266411456716801

[caption id="attachment_76159" align="aligncenter" width="500" caption="Darkside of the Moon"][/caption]

.

Sama sekali tak enak. Diksi "sari" ada di mana-mana. Jika Saudara mengetik kata kunci "sari" dan menelusur mesin Google, terpampanglah kurang-lebih 40.000.000 entri. Begitu amat banyaknya sampai-sampai, jika Saudara membukai satu temuan per 30 detik, butuh 38 tahun menyelesaikannya. Dunia yang "royal" akan sari inilah yang kelak bikin Saudara terkenang-kenang nostalgia haru-biru bersama makhluk masa lalu bernama Sari, nonstop, sonder remisi.

Patah hati dari Sari itu sama dengan keterjeblosan dan keterpojokan. Reproduksi kata sari terus-menerus berlangsung sepanjang hayat. Sejak pagi hari, tukang roti saja sudah getol mengingatkan Saudara.

Xxx roti / roti xxx roti / tet tow-wet / tet-tot tet-tot / –kata jingel rekaman khas dari gerobak kayuh sang tukang. Lalu Saudara sontak teringat rasa selai kesukaan Sari.

.

Ke mana hendak lari dari sari? Kompartemen jus buah di supermarket isinya sari semua. Sari apel, jeruk, mangga. Rak kosmetik penuh dengan xxx-ayu atau krim xxx bengkoang. Bertamu ke rumah atau kantor orang, disuguhi teh xxx-wangi. Sedang ruang tamunya menyediakan majalah Inti-xxx. Hal ini diperburuk dengan kenyataan berjamaahnya penduduk Indonesia bernama Sari. Lelaki pun ada: Sarijan, Sarimo, Sariman. Sementara perempuannya jelas tak terhitung lagi. Satu-dua orang bernama Sari pasti terselip dalam nama kawan-kawan sepergaulan. Saudara punya kolega bernama Sari, bukan? Dan efek nostalgia-nostalgia tadi akan digandakan makin runyam jika Saudara menyaksikan Desi Ratnasari naik Mayasari Bakti. Genap sudah kesengsaraan.

.

Keadaan nostalgik tersebut dapat terjadi karena benak Saudara telah memiliki jalur khusus yang mengolah asupan inderawi, huruf atau bunyi, menjadi pola asosiasi hingga emosi tertentu. Singkatnya, tanpa perlu terlalu teknis-medis abrakadabra, huruf dan bunyi sari yang masuk lewat pencerapan indera diubah jadi data digital yang mengaliri sirkuit ribet sel-sel otak menuju direktori penyimpan kesan tentang Sari, lantas menghidupkan citra-citranya, autoplay.

.

Secara auditory bolehlah Saudara agak lega dalam situasi nyasar ke gerai jamu milik orang Tionghoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun