Mohon tunggu...
Politik

Legitnya Kemunafikan dalam Korupsi

19 November 2017   23:35 Diperbarui: 19 November 2017   23:39 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini dunia maya sedang diributkan dengan berita Setya Novanto alias  "papa" yang sangat kontroversial itu. Mulai dari munculnya sebuah games tiang listrik, kemampuan acting "papa" yang luar biasa sampai infus untuk bayi. Jika diibaratkan "papa" ini mirip seperti ikan lele yang sangat licin untuk ditangkap. Ciamik sekali "papa" ini, sampai-sampai tiang listrik menjadi korban. Kasihan sekali kan tiang listriknya.

Masih ingatkah juga kalian dengan kasus korupsi yang pernah dialami oleh Gayus Tambunan ? Koruptor yang menggelapkan uang miliaran rupiah yang seharusnya berada di sel penjara itu ehh malah taunya pergi jalan-jalan ke Bali. Bagaimana bisa ya ? Coba kita bandingkan dengan orang yang maling sandal di masjid. Mereka dipenjara selama bertahun-tahun loh padahal cuma nyuri sandal yang harganya berapa sih? Orang miskin tidak bisa apa-apa, beda dengan para koruptor kelas kakap yang tinggal sogok saja sudah beres padahal memakan duit rakyat miliaran rupiah tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Di negeri ini seolah-olah kasus-kasus seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari dan bukan lagi menjadi hal yang tabu. Yah seperti inilah Indonesia negerinya para bayi-bayi rakus. Uang dan kekuasaan adalah nomor satu. Padahal kita bisa lihat banyak sekali orang Indonesia yang hidupnya jauh dari layak bahkan bisa dibilang sangat berkekurangan. Apakah para koruptor ga kasihan ya liat kondisi Indonesia yang seperti ini ? Atau jangan-jangan mata batin mereka sudah tertutup rapat?

Nampaknya korupsi di Indonesia sudah menjadi wabah penyakit menular yang sudah menjadi kebudayaan tersendiri. BerdasarkanUnited Nations Population Division,Indonesia merupakan Negara dengan populasi terbanyak ke-4 dengan total penduduk 260.581.100 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kasus korupsi yang terjadi di Indonesia akan merugikan rakyat Indonesia yang sebanyak itu. 

Berdasarkan data dari Tim peneliti Laboratorium Ilmu Ekonomi UGM nilai kerugian negara akibat tindak pidana korupsi di Indonesia selama 2001-2015 mencapai Rp203,9 triliun. Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa kerugian Negara akibat dari korupsi sangatlah besar. Selain itu korupsi yang terjadi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan berdasarkan Transparency International tahun 2016, Indonesia menempati posisi ke-90 dalam peringkat Indeks Persepsi Korupsi dengan skor 3,7.

Kasus korupsi tidak lepas dari kekuasaan dan politik. Ketiga hal ini mempunyai keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dimana ada korupsi berarti disitu ada kekuasaan. Dan dimana ada kekuasaan, disitu ada politik juga. Seseorang untuk bisa melakukan korupsi tentunya harus mempunyai kekuasaan terlebih dahulu karena lewat kekuasaan inilah orang dengan mudah memanipulasi segala sesuatunya sehingga bisa memangsa uang lebih leluasa. Dan biasanya korupsi selalu erat kaitannya dengan politik karena lewat politiklah kita bisa memakan duit rakyat dengan mudah.

Yang lebih parahnya saat ini adalah kasus korupsi sudah merambah ke daerah-daerah kecil di Indonesia. Hal ini tentu sangat memprihatinkan bagi kita semua. Melihat angka kemiskinan di Indonesia yang sangat tinggi, tentu menjadi sayatan nurani bagi kita semua. Dana Negara yang dikorupsi seharusnya bisa digunakan untuk menyejahterakan rakyat Indonesia untuk keluar dari kemiskinan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun