[caption id="attachment_365657" align="aligncenter" width="540" caption="adegan dalam serial oshin tahun 80-an (sumber gambar : 24h.com.vn)"][/caption]
Jepang tahun 1907.
Seorang gadis kecil berusia sekitar 7-8 tahun sedang makan dengan lahapnya sambil sesekali menggoda adiknya yang masih kecil.Saat itu sedang musim dingin.
Usai makan, sang ayah - yang sejak tadi hanya diam - mendadak mengucapkan kalimat yang sangat mengejutkan,
“Kamu harus bekerja.Kamu akan menghasilkan uang buat keluarga agar kami bisa makan dengan layak.”
Sia-sia saja upaya gadis kecil tersebut dan ibunya untuk mengubah pendirian sang ayah.Keputusan sudah dibuat.Kemiskinan sudah membuat seorang ayah tega menyuruh anaknya yang masih kecil bekerja jauh di kota.Kemiskinan pula yang membuat sang ibu berupaya menggugurkan kandungannya dengan cara berendam di sungai yang airnya sangat dingin.
Adegan di atas merupakan pembuka dari remake sebuah dorama fenomenal di tahun 80-an, Oshin. Dulu, serial ini diputar di TVRI sekitar jam 17.30 dengan pesawat televisi yang masih hitam putih.Saya tidak ingat berapa lama serial ini diputar di layar kaca, mungkin sekitar 3 tahun dengan jadwal tayang seminggu sekali.
Dan di tahun 2013, tayangan 297 episode ini – setidaknya untuk masa satu tahun kehidupan Oshin kecil – dipadatkan menjadi satu tontonan sepanjang 110 menit.
110 Menit yang Terlalu Singkat
Disutradarai oleh Shin Togashi, alur film Oshin versi remake ini enak dinikmati.Dengan mengambil setting musim dingin, secara visual kita sudah dimanjakan dengan lanskap bersalju di hampir sepanjang film ini.Setting bersalju itu jugalah yang membuat penonton – terutama saya – jadi tahu seperti apa bentuk sepatu jerami hehehe…
Akting para pemain terasa sangat natural, tidak ada adegan orang berteriak-teriak dengan mata melotot ataupun adegan-adegan lebay lainnya, mungkin ini terkait erat dengan kehidupan sosial masyarakat Jepang yang memang terkesan kurang ekspresif.
Selain Oshin yang diperankan oleh Kokone Hamada, masih ada Kayo yang diperankan Manami Igashira serta nyonya besar Kagaya yang diperankan Pinko Izumi (kabarnya aktris ini dulunya berperan di serial sebagai ibunya Oshin).Ketiganya mampu membawakan peran mereka dengan baik (dan natural) sesuai kasta masing-masing - Oshin dengan karakternya yang tegar, Kayo yang awalnya sombong, serta Nyonya Kagaya yang berwibawa.
Seperti kebanyakan karya sinematografi asal Jepang, Oshin nyaris sepi musik latar.Sepanjang ingatan saya, hanya 2-3 kali mendengar musik – itupun theme song khas yang menjadi opening tune serial ini dulunya – dan diaransir ulang.
Alur film berjalan lambat dengan shot panjang dan pergerakan kamera yang stabil – khas film Jepang.Tapi buat saya, justru teknik seperti itu bisa membuat penonton mencerna dan meresapi adegan demi adegan yang disuguhkan.
Dan durasi 110 menit pun tak terasa berlalu begitu saja.
[caption id="attachment_365659" align="aligncenter" width="540" caption="adegan dalam film oshin versi remake dimana oshin tertarik pada buku yang sedang dibaca anak-anak sekolah (sumber gambar : ravepad.com)"]
Ada Kekurangan, tapi Tetap Film Bagus
Bukan perkara mudah memadatkan sebuah serial menjadi tontonan berdurasi 2 jam, selalu ada beberapa bagian yang dikorbankan – begitupun dengan Oshin.Beberapa adegan terasa terlalu singkat dan mudah penyelesaiannya – pun ada yang terasa sedikit missing link seperti misalnya Kayo yang jutek pada Oshin tiba-tiba berbalik 180 derajat, masa lalu Shunsaku yang tidak sempat dijelaskan, juga pernyataan Oshin bahwa dirinya pernah bekerja pada keluarga Kagaya.Saya samar-samar ingat bahwa Shunsaku adalah orang yang pengaruhnya sangat besar pada Oshin, sebagian ketabahan gadis kecil itu dalam menjalani hidup merupakan kontribusi dari tentara desertir tersebut.
Tapi secara garis besar Oshin tetap film bagus.Banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari film tersebut.
Apakah Oshin Benar-benar Ada?
Apa jawabannya?
Apakah Oshin merupakan tokoh fiktif atau benar-benar ada?
Dari penelusuran, tokoh Shin Tanokura (nama lengkap Oshin) memang fiktif akan tetapi kisah hidupnya benar-benar nyata terjadi pada seorang wanita bernama Katsu Wada.Ya, cerita Oshin merupakan biografi dari kisah hidup dan perjuangan Katsu Wada yang berasal dari keluarga miskin hingga mendirikan sebuah toko grosir yang belakangan menggurita menjadi jaringan ritel dengan nama Yaohan.
Ironisnya, Yaohan kini bangkrut.
Selamat menikmati trailer film Oshin versi remake di bawah ini, dan kemungkinan besar film bagus seperti ini tidak akan diputar di layar-layar kelompok 21 yang condong memutar film Hollywood.Karena itu, Oshin sementara bisa ditonton via streaming atau cakram DVD.
Selamat menonton!
Tautan Luar :
Tulisan ini masuk kategori “Buku, Film, Game, dan TV” dan dipublish pertamakali di kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.