Mohon tunggu...
Ryan Martin
Ryan Martin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kedokteran Gigi

Berbagi Pengalaman, Perasaan, Pemikiran dan Kisah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Update Kehidupan Seorang Koas Kedokteran Gigi

20 Desember 2022   20:32 Diperbarui: 20 Desember 2022   20:37 4946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hai, apa kabar kalian? Semoga kalian baik-baik saja ya. Perkenalkan, saya Ryan. Saya adalah dokter gigi muda yang sedang menjalani masa magang, atau kerap disebut sebagai Koas. Saya baru saja lulus dari fakultas kedokteran gigi setahun yang lalu dan telah memperoleh gelar sarjana kedokteran gigi. Mungkin muncul beberapa pertanyaan didalam benak kalian berkaitan dengan program Koas ini, seperti, bagaimana kehidupan Koas kedokteran gigi? Apakah berbeda dengan Koas kedokteran umum? atau bahkan, Apa itu Koas? Oleh sebab itu, izinkan saya untuk bercerita serta memperkenalkan  para pemuda-pemudi yang dengan penuh semangat mengejar gelar profesi dokter gigi mereka, Koas.

Koas kedokteran gigi adalah fase pendidikan lanjutan bagi calon dokter muda untuk memenuhi kompetensi inti sebagai seorang dokter, dengan pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari kepada pasien hingga mendapat gelar resmi dokter gigi umum. Apakah pasien yang ditangani oleh para Koas ini aman? Jawabannya, tentu saja aman, karena seluruh perawatan yang dilakukan oleh Koas akan didampingi dan diawasi secara langsung oleh dokter spesialis. Para Koas kedokteran gigi umumnya bekerja, atau dapat disebut magang, di rumah sakit khusus pendidikan, yang merupakan tempat terselenggaranya pelayanan kesehatan gigi dan mulut beserta sarana pembelajaran, pendidikan dan penelitian. 

Kehidupan sebagai Koas sangatlah menarik, khususnya Koas kedokteran gigi. Didalam menjalaninya, kami diwajibkan untuk memenuhi berbagai requirement atau persayaratan untuk dapat lulus. Umumnya, Koas kedokteran gigi akan mencari pasien yang sesuai dengan requirement untuk dapat memenuhinya. Beberapa contoh requirement yang dihadapi Koas kedokteran gigi adalah: Penambalan gigi berlubang; Pembuatan gigi palsu sebagian lepasan; Pembuatan gigi palsu penuh lepasan; Pembersihan karang gigi; Pencabutan gigi; Pembuatan alat ortodonti lepasan; dan Perawatan saluran akar gigi. 

Berbagai keluh-kesa akan dihadapi oleh Koas kedokteran gigi. Terdapat tiga faktor utama yang menentukan suatu requirement dapat berjalan lancar atau tidak. Faktor itu diantaranya adalah Pasien, Dosen, dan Jadwal Kursi. Ada kalanya, kami memiliki jadwal yang baik serta dosen yang tepat waktu, namun pasiennya tidak dapat hadir. Adapun keadaan dimana pasien telah siap, dosen siap, namun kami tidak memiliki jadwal yang cocok. Dan ada juga kemungkinan dimana pasien dan jadwal telah sesuai, namun dosen berhalangan untuk hadir. 

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, namun tetap harus dihadapi. Jika tidak dihadapi, maka seorang Koas kedokteran gigi tidak akan pernah lulus. Berbeda dengan Koas kedokteran umum yang dapat lulus berdasarkan time-based, Koas kedokteran gigi harus menyelesaikan semua praktek yang ditugaskan untuk dapat lulus. Hal inilah yang terkadang membuat Koas kedokteran gigi memerlukan waktu lulus yang lebih lama dibandingkan Koas kedokteran umum. Selain memenuhi persyaratan praktek, Koas kedokteran gigi juga perlu untuk lulus didalam berbagai ujian, baik ujian tertulis, lisan dan praktek. 

Ujian tertulis merupakan ujian yang akan menilai kompetensi kognitif seorang Koas kedokteran gigi. Ujian lisan merupakan ujian yang akan menilai kemampuan seorang Koas dalam menjabarkan permasalahan, kasus, ataupun penyelesaiannya kepada penguji. Sedangkan ujian praktek merupakan ujian yang menilai kemampuan seorang Koas dalam menyampaikan semua ilmu yang dimiliki kepada pasiennya, dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien.

Saat menulis artikel ini, saya telah menjalani Koas kedokteran gigi selama 3 semester, atau setara dengan 1,5 tahun. Dan baru saja juga, laptop yang biasa saya gunakan mengalami kerusakan, sehingga seluruh data didalamnya hilang. Hal ini membuat saya harus mengulang beberapa persyaratan. Salah satu persyaratan yang cukup memakan waktu adalah syarat untuk mengikuti seminar online dengan bukti kehadiran berupa hasil screenchot.  Penyesalan memang selalu datang diakhir. Saya menyesal tidak melakukan back-up data ke hard drive ataupun melakukan pemindahan data ke google drive. 

Namun, apa boleh buat. Nasi sudah menjadi bubur, dan tidak ada gunanya untuk merenungi kondisi ini. Saya pun harus mengikuti kembali seminar-seminar yang diperlukan, sebab bukti kehadiran yang dulu telah saya kumpulkan sudah hilang. Semoga pengalaman saya ini, bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua, khususnya kaum mahasiswa, dimana data adalah harta paling berharga dibandingkan apapun, dimana data perlu untuk selalu disimpan di tempat yang aman. Meskipun sedih, saya percaya akan  kalimat ini. 

"Didalam sebuah film, suatu konflik atau permasalahan akan menjadikan film itu menarik. Begitu juga kehidupan. Dengan adanya permasalahan, tentunya hidup akan menjadi lebih menarik dan proses didalam menjalan serta memecahkan permasalahanlah yang membuat seorang individu berkembang."

Selama 3 semester ini, saya telah menghadapi berbagai macam pengalaman yang menarik, baik dari perspektif mahasiswa, pasien, ataupun dosen. 

Dari sudut pandang mahasiswa, saya merasakan betapa rumitnya manajamen waktu, pekerjaan, emosional, dan manajamen manusia lain di masa-masa awal kehidupan Koas kedokteran gigi. Saya harus dapat mempersiapkan berbagai hal dalam waktu yang berdekatan, baik berkaitan dengan kasus pasien, peralatan yang dibutuhkan, materi pelajaran yang berkaitan, dan lain sebagainya. Namun pada akhirnya, hal ini akan menjadi "makanan sehari-hari" sehingga terbiasa. Ya, semua kebiasaan ini sekarang telah menjadi rutinitas yang mungkin akan terasa aneh jika tidak dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun