Mohon tunggu...
Rut sw
Rut sw Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha melejitkan potensi dan minat menulis untuk meraih pahala jariyah dan mengubah dunia dengan aksara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pekik Kemerdekaan yang Semu

8 Agustus 2019   05:40 Diperbarui: 8 Agustus 2019   05:53 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semasa SMA dulu jika sudah bulan Agustus ada agenda yang istimewa, yaitu nonton film Janur Kuning. Film itu bercerita tentang sosok pak Soeharto, presiden kedua dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan beserta kegigihan pahlawan Nasional kita bapak Jendral Besar Panglima Soedirman.Rasa Nasionalisme dipupuk sejak kecil, dengan harapan muncul tunas baru harapan bangsa yang cinta tanah air, pembelaannya dan perjuangannya murni untuk ibu pertiwi. Namun apa lacur...kenyataan tak seindah harapan. Hari ini, kita mengisi kemerdekaan hanya dengan pekik kemerdekaan semu.

Alih-alih mengisi dan memeriahkan kemerdekaan. Yang ada hanyalah pembodohan umat, kesadaran dan pemahaman umat terkait fakta yang sebenarnya sengaja dijauhkan. Diganti dengan hura-hura, lomba-lomba, jalan sehat dan lain-lain yang samasekali tidak berkorelasi dengan kemerdekaan itu sendiri. Ya, karena Nasionalisme sendiri adalah ikatan yang lemah untuk mengikat manusia menuju kebangkitan.p

Merdekakah kita, ketika lomba menghias kampung dengan kerlap kerlip lampu neon, sementara di wilayah lain kesulitan penerangan?

Merdekakah kita ketika para kepala daerah berlomba menarik investasi dari sektor pariwisata ala kapitalis, sehingga membolehkan liberalisme berbaur dengan budaya ketimuran bahkan Islam. Kemudian dengan sepihak mengklaim telah memperbaiki pendapatan perkapita masyarakatnya?

Merdekakah kita ketika ibadah dipersulit, sementara penganut LSL dan kawan-kawannya mendapatkan tempat? merdekakah kita ketika yang seharusnya negara mengurusi urusan kesehatan rakyatnya ini malah diserahkan kepada BPJS dan ternyata iurannya dinaikkan?

Merdekakah kita, hanya untuk upacara peringatan kemerdekaan hingga mencabut nyawa seorang calon paskibraka? merdekakah kita ketika harga-harga melambung namun justru pemerintah impor, tak hanya bahan makanan, sampah juga.

Merdeka secara hakiki adalah kita tak bergantung samasekali dengan hukum selain. Allah. Apa yang tidak disuka Allah kitapun tak suka, sebaliknya ketika Allah suka kitapun suka. Perjuangan yang sebenarnya adalah mengaplikasikan keimanan yang kita miliki ini dalam kehidupan sehari-hari hingga benar-benar sinkron antara beriman dan beramal. Iman Islam, amal salih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun