Mohon tunggu...
Rutinaias
Rutinaias Mohon Tunggu... Dosen

Menulis,Membaca,Melakukan Riset, Menganalisa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Fenomena Resign Massal: Apakah Perusahaan Gagal Mengelola SDM?

3 April 2025   20:12 Diperbarui: 3 April 2025   20:12 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://libera.id/blogs/aturan-pengunduran-diri-karyawan/

Dunia kerja kembali dihebohkan dengan fenomena gelombang resign massal yang terjadi di sejumlah perusahaan. Banyak karyawan memilih meninggalkan pekerjaannya secara bersamaan, memunculkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi dengan manajemen SDM di perusahaan-perusahaan ini?

Tren resign massal bukan lagi hal yang langka. Dalam beberapa bulan terakhir, berbagai sektor industri melaporkan tingginya angka turnover karyawan. Berdasarkan data dari Asosiasi  Manajemen SDM Indonesia, lebih dari 60% perusahaan mengaku mengalami kesulitan mempertahankan talenta terbaik mereka.

Salah satu kesalahpahaman terbesar dalam kasus resign massal adalah asumsi bahwa gaji rendah menjadi faktor utama. Faktanya, riset terbaru menunjukkan bahwa 75% karyawan yang resign bukan hanya karena masalah finansial, tetapi lebih kepada faktor lingkungan kerja, peluang pengembangan karier, serta kepemimpinan yang buruk.

Salah satu kritik terbesar yang muncul adalah ketidaksiapan tim HR dalam mengatasi permasalahan ini. Banyak karyawan mengeluhkan minimnya komunikasi antara manajemen dan staf, kurangnya program pengembangan karyawan, serta kebijakan yang tidak berpihak pada kesejahteraan pekerja.

Untuk mengatasi fenomena ini, perusahaan harus mulai melakukan evaluasi terhadap kebijakan SDM mereka. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1.Meningkatkan keterlibatan karyawan, rutin melakukan survei kepuasan kerja dan menindaklanjuti keluhan karyawan.
2.Menciptakan budaya kerja yang sehat, mengurangi praktik kerja berlebihan (overwork) dan memberikan fleksibilitas yang lebih baik.
3.Menyediakan jalur karier yang jelas, memberikan pelatihan, mentoring, dan peluang kenaikan jabatan berbasis kinerja.
4.Meningkatkan komunikasi internal, manajemen dan HR harus lebih terbuka dan responsif terhadap kebutuhan karyawan.

Jika perusahaan tidak segera berbenah, gelombang resign massal ini bukan hanya menjadi tren sesaat, melainkan ancaman nyata bagi keberlangsungan bisnis. Kini, pertanyaannya: apakah perusahaan siap berubah atau justru membiarkan talenta-talenta terbaiknya pergi?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun