Mohon tunggu...
Rusti Dian
Rusti Dian Mohon Tunggu... Freelancer - Currently work as a journalist and writer

Banyak bicara tentang isu perempuan. Suka menonton film, jalan-jalan, dan menuangkan semuanya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengupas Drama Politik dan Keadilan Indonesia Lewat Film "Siapa Di Atas Presiden?"

22 September 2020   12:15 Diperbarui: 22 September 2020   12:26 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: Mahaka Pictures dan Dapur Film

Ketika Iptu Astri (Atiqah Hasiholan) ditugaskan untuk mengusut tuntas kasus yang menjerat Bagas, ia justru dipandang sebelah mata oleh anggota kepolisian yang lain. saat Iptu Astri menanyakan terkait barang bukti korban yang hilang, ia justru diancam tidak akan mendapat lencana jika masih meremehkan kinerja tim salah seorang komandan.

Dalam waktu bersamaan, AKP. Yudiman selaku atasan Iptu Astri harus dipindah tugas di Makassar. Namun, beliau memberi mandat kepada Iptu Astri untuk mengusut tuntas kasus Bagas Notolegowo. Bahkan, AKP. Yudiman juga menjelaskan bahwa Iptu Astri dianggap “boneka pajangan” oleh orang-orang yang berkepentingan.

Ketika Iptu Astri mencoba untuk mengusut kasus Bagas Notolegowo, selalu ada saja halangan yang dihadapinya. Termasuk ancaman perihal kenaikan jabatan. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. Iptu Astri tetap berusaha mencari bukti-bukti terkait sembari melindungi keluarga Bagas Notolegowo, khususnya Ricky.

Pandangan seksisme bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin rupanya masih terlihat cukup kentara di sini. Stigma perempuan yang cenderung mementingkan emosi membuatnya dianggap tidak capable untuk memimpin sebuah organisasi atau menyelesaikan suatu kasus. Perempuan masih dianggap tidak memiliki keahlian cukup dibanding laki-laki yang dianggap bisa melakukan apa saja.

Ageisme Politik pada Anak Muda

Rizky Nazar sebagai Ricky Notolegowo
Rizky Nazar sebagai Ricky Notolegowo

Istilah ageism pertama kali dikenalkan oleh Robert Neil Butler. Budi Irawanto (2013) menjelaskan tiga elemen Butler terkait diskriminasi usia (ageism) tersebut, diantaranya yaitu prasangka pada orang berusia lanjut/proses penuaan, berbagai praktik diskriminasi pada orang berusia tua, dan praktik kelembagaan dan kebijakan yang terus melanggengkan orang berusia tua.

Bukti nyata ageism dalam film “Siapa Di Atas Presiden?” terlihat ketika Ricky berusaha untuk ikut mengusut tuntas kasus pembunuhan yang menjerat ayahnya. Bahkan, Ricky juga berusaha untuk mengumpulkan dukungan bagi ayahnya yang sempat berkurang karena aksi kampanye yang dilakukan oleh Faisal Abdul Hamid (Faham).

Budi Irawanto (2013) menegaskan bahwa keberanian kaum muda dalam mengambil resiko mudah dicap sebagai tindakan sembrono dan membuat cemas orang-orang yang sudah terlanjur hidup dalam kemapanan. 

Keberanian ini adalah manifestasi dari pembaruan terobosan. Ini juga ditunjukkan pada saat Ricky diundang untuk mengikuti talkshow bersama dua kandidat presiden yang lain. Ricky datang bukan untuk menggantikan ayahnya, namun mewakili rakyat.

Fenomena ageism ini nyatanya memang masih sering terjadi, terutama dalam dunia politik. Anak muda dicap terlalu idealis dan bisa mengganggu kepentingan para politisi senior. Pengalaman anak muda yang belum terlalu banyak di dunia politik selalu menjadi sasaran empuk untuk mendiskriminasi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun