Hari pertama perayaan Imlek 2018, Jumat (16/2) pertokoan di Sungailiat, kabupaten Bangka tutup. Kondisi ini terjadi setiap tahun sudah berlangsung lama.
Menunjukan realita bahwa warga Tionghoa di Sungailiat mendominasi kegiatan perdagangan sehingga warga yanng bukan Tionghoa akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok karena tidak bisa berbelanja akibat pertokoan tutup.
Saya sempat memantau hingga sore hari di mulai di jalan Muhidin, hingga tugu Adipura dan jalan S. Parman yang merupakan kawasan pertokoan yang ditempati warga Tionghua semuanya tutup. Pasar Sungailiat benar - benar berhenti dari segala aktifitas perdagangan.
Hanya tampak warga saling kunjung - mengunjungi dari rumah ke rumah yang melakukan open hose Imlek dikediamannya masing - masing.
Sejumlah warga Tionghoa yang saya temui mengatakan, dihari kedua Imlek yakni Sabtu (17/2) sudah mulai ada aktifitas namun tidak banyak. Aktifitas perdagangan di Sungailiat baru akan berlangsung nomal sepekan setelah Imlek.
Inilah catatan singkat Imlek di Sungailiat, kabupaten Bangka yang menghentikan sebagian aktifitas perdagangan yang juga dirasakan sebagian warga kota Sungailiat. Inilah membutikan dari sekitar 30 % warga Tionghoa dari jumlah pendudukan kabupaten Bangka, mendominasi aktifitas perdagangan yang berpegaruh besar terhadap aktifitas ekonomi di Bangka yang dapat dilihat saat perayaan Imlek ini.
Salam dari pulau Bangka.