Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah daya upaya untuk mewujudkan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin) pikiran (intelek) dan jasmani anak, menuju ke arah kedewasaan dalam arti kesempurnaan hidup. Â
Kesempurnaan hidup mengandung arti yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang selaras dengan alamnya dan masyarakatnya.Â
Kedewasaan akan tercapai pada akhir windu ketiga, yaitu tercapainya kesempurnaan hidup selaras dengan alam anak dan masyarakat. Jadi dapat diartikan bahwa pendidikan terutama berlangsung sejak anak lahir hingga anak berusia sekityar 24 tahun.Â
Menurut Ki Hajar rasa cinta, rasa bersatu serta perasaan yang lainnya serta keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsumngnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti.Â
Pendidikan budi pekerti terdapat dalam kehiduipan keluarga dengan rasa cinta sehingga tidak dapat digantikan oleh pusat-pusat pendidikan lannya.Â
Dalam kehidupan keluarga penuh dengan sifat gotong royong, serta rasa kekeluargaan. Juga keluarga merupakan peletak dasar utama bagi pendidikan keagamaan.
Di dalam keluarga anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan-keinginan 0rang lain, belajar bekerja sama, bantu membantu.Â
Di sinilah berarti dia sudah belajar untuk menjadi makhluk sosial. Pengalaman dalam berinteraksi di lingkungan keluiarga turut membantu cara-cara untuk bertingakh laku nyata dalam masyarakat kelak.Â
Apabila interaksi sosial anak dalam keluarga kurang baik, maka kemungkinan besar interaksi anak dalam masyarakat pada umumnya juga kurang baik.Â
Jadi di samping fungsinya dalam peranan umum, keluarga juga merupakan kerangka sosial yang pertama, tempat manusia belajar mengembangkan diri sebagai makhluk sosial.***