Pembinaan akhlak merupakan salah satu inti dari pendidikan budi pekerti atau dalam istilah sekarang sering disebut sebagai Penguatan Pendidikan Karakter. Â Hal ini selaras pula dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW., bahwa :"sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia". Salah satu metode yang digunakan dalam penguatan pendidikan karakter, terutama dalam konteks sikap religius adalah sifat-sifat Rasul.
Ada banyak sifat-sifat Rasul yang selalu menjadi panutan bagi umat Islam, di antara sifat-sifat itu tercermin dalam perilaku Rasullullah, antara lain:
Sifat Fathonah : berarti berpikir kritis, tanggap terhadap segala persoalan dan pandai menarik suatu kesimpulan yang terpat.
Sifat amanah / sidik : berarti berpikir obyektif dan adil, tidak pilih kasih dan pandang bulu, bila kebenaran tampak dari siapapun dan dari manapun harus diakui.
Sifat Tabliq : berarti mampu menyampaikan informasi secara jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan dualisme dan kontraversi.
Sifat Syaja'ah: berarti berpikir radikal, bebas, lugas dan tegas, serta berani mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dalam suatu lingkungan di mana dia berada.
Sedangkan amal saleh dalam Al-Qur'an merupakan pengakuan seorang mukmin akan kebenaran iman, ilmu dan akhlak. Ketiga aspek itu akan bermakna jika dibarengi dengan amalan yang tampak nyata sebagai bukti pengakuannya. Tidak semua perbuatan baik (keduniawian) manusia dapat disebut sebagai amal saleh (keagamaan). Cara membedakannya adalah dari keikhlasan dalam melakukannya. Setiap amal saleh dapat dikategorikan sebagai perbuatan baik, sedang tidak semua perbuatan baik dapat disebut sebagai amal saleh.
Amal saleh adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh orang beriman dengan penuh keikhlasan, semata-mata ingin mengharap ridho Allah.***