Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rusman: Artikel "Jejak-jejak Akhir Prabu Erlangga di Pelabuhan Tuban"

28 Juni 2018   23:10 Diperbarui: 31 Maret 2019   01:08 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Oleh :

- RUS RUSMAN -

Tuban merupakan salah satu kota tertua di negeri Nusantara. Selama ini yang digunakan sebagai pedoman resmi adalah saat pelantikan Raden Hario Ronggolawe sebagai Adipati Tuban oleh raja Majapahit yaitu tahun 1293 M. 

Namun nama Tuban sendiri telah dikukuhkan 20 tahun sebelumnya oleh Raden Hario Dandang Wacana atau dikenal pula dengan nama Ki Ageng Papringan, yaitu Kakek Ronggolawe. Konon nama Tuban berasal dari kata meTU-BANyune, setelah sekian lama air tawar sulit diperoleh di daerah pantai. Kampung itu lantas menjadi sebuah kota kecil dan Hario Dandang Wacana bertindak sebagai pemimpinnya.

Sebenarnya banyak di antara kita yang tidak menyangka bahwa cikal bakal Tuban sudah ada jauh sebelumnya, ialah pada masa Kerajaan Kahuripan. Dalam sejarah Lamongan dapat kita baca bahwa Prabu Erlangga pernah mengadakan perjalanan dari ibu kota kerajaan Kahuripan menuju pelabuhan Kambang Putih pada tahun 1041 M, sedang letak pelabuhan tersebut banyak yang meyakini berada di antara pantai Boom Tuban sampai dengan Klenteng Kwan Sing Bio.

Sedangkan tahun 1041M itu dapat dibuktikan dari petilasan Erlangga saat beristirahat di desa Pamotan kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Pada jaman Kahuripan itu Kambang Putih ditetapkan sebagai pelabuhan besar antar negara, sedang untuk perdagangan antar pulau Erlangga menggunakan pelabuhan Canggu yang terletak di tepi sungai Brantas, yaitu pada titik persimpangan  antara kali Mas dan Kali Porong.

Seperti kita ketahui bahwa Prabu Erlangga memerintah Kerajaan Kahuripan dari tahun 1019 - 1042 masehi. Beliau berjuang membangun negeri ini dari sisa-sisa kerajaan Medang yang hancur akibat serangan musuh (1007). Untunglah beliau mendapat dukungan penuh dari para pemuka agama. Sebagaimana tergambar dalam kitab Arjunawiwaha betapa kecintaan para brahmana kepada pemuda asal Bali ini.

Memang Erlangga diidentikkan sebagai Raden Arjuna jagonya para dewa yang telah berhasil membunuh Niwatakawaca si raja Raksasa. Bahkan oleh para rakyat kecil, Erlangga diyakini sebagai titisan Batara Wisnu yang hadir untuk menata kehidupan umat manusia di dunia. Maka tidak mengherankan jika kemudian Erlangga dipuja serta dicintai oleh rakyatnya.

Raja Erlangga memerintah selama 23 tahun dan selama itu kerajaan Kahuripan telah mengalami kejayaan. Namun sebagai seorang raja pilihan, beliau waskito ing paningal. Dalam mata batinnya dunia hanyalah waktu yang senantiasa berjalan. Seiring dengan putaran jaman maka yang baru lahirpun segera beranjak dewasa dan yang berusia senjapun harus mendapatkan tempatnya di alam baka.

Dan oleh karena raja ini sadar sepenuhnya akan hal itu, maka setelah berhasil mengarahkan putri sulungnya Dewi Kilisuci untuk mau menjadi biksuni, pada tahun 1042 Erlangga lantas membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan, yaitu Kediri dan Jenggala. Putranya yang tua mendapatkan Kediri (Raden Jayanegara) sedang yang muda memperoleh Jenggala (Raden Jayengrono).

Tidak  kepalang tanggung, untuk mengukuhkan kebijaksanaan tersebut Erlangga telah meminta Mpu Baradha yang terkenal linuwih, untuk mengadakan upacara suci besar-besaran bertempat di lapangan mayat Wurare (sekarang bernama Surabaya). Peristiwa besar itu terjadi pada tahun 1045. Dan sebagai kelanjutannya sang raja agung itu lantas lengser keprabon untuk menjadi seorang brahmana di pertapaan Kapucangan dengan gelar yang terkenal, yaitu Resi Gentayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun