Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sisihkan Uang dan Waktu untuk Eksplorasi Tempat di Sekitar Kita

23 Maret 2018   01:32 Diperbarui: 25 Maret 2018   22:26 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Uluwatu, Bali (Dokumen Pribadi)

Tidak berbeda jauh dengan sekolah formal, sekolah di University of life juga membutuhkan biaya, malahan kadang bisa lebih mahal. Perasaan eman sering menghantui tatkala ada keinginan untuk eksplorasi mencoba hal dan pengalaman baru, kita berfikir hanya "membuang-buang uang"  tanpa melihat sisi positif dari hasil ekplorasi yang akan kita dapatkan.

Liburan dan hiburan penting sebagai penyeimbang kehidupan. Padatnya rutinitas  pelan namun pasti menumpuk residu yang minta dibersihkan berkala. Tentu saja liburan dan hiburan tidak harus yang wah, bisa dikondisikan sesuai kemampuan. Hilangkan mindset bahwa liburan harus ke luar kota, luar Pulau, atau luar negeri, coba cek, mungkin disekitar kita banyak tempat yang belum kita ekplorasi. Semakin banyak hal yang kita tahu makin banyak potensi untuk mampu bersyukur, bahwa dunia ini luas dan menyimpan banyak khasanah hikmah.

Berkunjung ke suatu tempat

Mengunjungi monumen atau bangunan bersejarah misalnya akan mengingatkan kita akan perjuangan-perjuangan para Pahlawan, bagaimana jerih payah mereka mempertahankan Tanah Air.

Mengajak anak penting ke tempat-tempat bersejarah dan menceritakan tentang history asal -usul dari bangunan tersebut. Anak-anak selain liburan juga akan mendapatkan pengetahuan. Saat bereksplorasi, anak akan mengalami proses belajar. Dari situlah akan terbentuk pribadi anak secara utuh.

Kintamani, Bali (dokumen Pribadi)
Kintamani, Bali (dokumen Pribadi)
Selain itu wisata alam, pantai, gunung, akan menyadarkan betapa indahnya maha karya dan kuasa Sang Pencipta. Atau sekedar menelusuri kampung-kampung di pedalaman yang masih terisolir, di sana kita akan melihat betapa banyak saudara-saudara yang masih hidup dalam keterbatasan dan kekurangan. Rasa syukur terpupuk ketika kita selalu melihat ke bawah.

Deburan ombak kala senja di pantai Batubolong, Bali (Dokumen Pribadi)
Deburan ombak kala senja di pantai Batubolong, Bali (Dokumen Pribadi)
Untuk belajar mengenal diri seutuhnya, kesadaran diri, dan kerendahan hati perlu banyak belajar dari berbagai sisi dan perspektif, tidak melulu dan monoton melainkan secara komprehensif. Karena tidak ada hal yang ujug-ujug jadi atau datang sendiri. Seperti halnya mengeksplorasi tempat baru dan hal baru untuk mendapatkan pengetahuan baru juga pengalaman empirik.

Rasa eman sering kali menjadi batu sandungan untuk lebih banyak menggali berbagai pengetahuan. Sepertinya mindset inilah yang sejatinya mengungkung kita selalu dalam keadaan ketidaktahuan. Di sekolah dulu kita belajar hal yang tersurat, di university of life kita belajar menangkap makna yang tersirat.

Persawahan tingkat di Tampaksiring, Gianyar. Bali (Dokumen Pribadi)
Persawahan tingkat di Tampaksiring, Gianyar. Bali (Dokumen Pribadi)
Tidak ada uang dan waktu luang

Jika dua alasan "uang dan waktu luang" cenderung jadi hambatan, entah sampai kapan kita akan merasa cukup dan sempat?

Gereja Blenduk, Kota Lama Semarang (Dokumen Pribadi)
Gereja Blenduk, Kota Lama Semarang (Dokumen Pribadi)
Jangan berasumsi bahwa kerja capek-capek kok uangnya di buang-buang untuk jalan-jalan. Perlu kita ketahui proses belajar sejatinya terus-menerus namun kita sendiri yang secara tidak sadar membatasi sendiri. Rekreasi sangat dibutuhkan sebagai salah satu kebutuhan rohani. Untuk meluaskan cakrawala pemikiran tidak akan kita dapatkan hanya dengan diam ditempat. Bukankah kemampuan untuk bisa bersyukur harus lebih dulu belajar mencari tahu banyak hal dan juga kepekaan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun