PURBALINGGA - Menjadi Pembina Apel Pagi hari ini, Kepala Rupbasan Purbalingga Tri Agung Arianto sampaikan pesan dalam kegiatan apel pagi yang diikutI oleh seluruh Pegawai, Senin (21/11/22).
Belajarlah dari kisah cicak dan burung pipit, dahulu saat Nabi Ibrahim Alaihi Salam dibakar oleh Raja Namrud, datanglah seekor burung pipit yang berulang kali mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam.
Cicak yang melihatnya tertawa.....: Hai Pipit........!, Alangkah sia-sia dan bodohnya yang kau lakukan itu. Paruhmu yang kecil hanya mampu menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin dapat memadamkan api itu.....???.
Burung pipit pun menjawab : "Wahai cicak..., memang tak mungkinlah aku dapat memadamkan api yang besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizholimi, Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak, tetapi Allah akan melihat dimana aku berpihak".
Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam agar cepat membesar.
Memang tiupan cicak tak ada artinya dan tak menambah besar api yang membakar Nabi ibrahim Alaihi Salam, tetapi Allah melihat dimana cicak berpihak.
Begitulah kehidupan kita sekarang, contoh kecilnya kita sebagai manusia berakal, apakah kita berkehendak melihat rupbasan purbalingga tetap berkibar, atau sebaliknya menjadi seorang provokator yang bisa merusak tatanan dan bisa membuat kantor kita hancur. Dikembalikan  kepada kesadaran diri kita masing-masing.
Tapi Ingatlah, semua yang kita lakukan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat nanti.
Mari kita sama-sama renungkan, semoga kita bisa memilih jalan yang di ridhoi Allah dan semoga Allah menyatukan kita kelak di syurga-Nya. Ujar agung dalam penutupnya.