Mohon tunggu...
Rumingkang Tumarima
Rumingkang Tumarima Mohon Tunggu... Dosen - KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

JUST DO IT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

My Name is Abah

20 Oktober 2020   12:30 Diperbarui: 20 Oktober 2020   12:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

senang sekali bisa menulis kembali setelah sekian lama vakum semoga, kesehatan, keberkahan dan kesuksesan selalu bersama kita semua. hidup terasa semakin berat tetapi jangan dibuat berat jalani saja seperti air mengalir sampai pada saatnya nanti bermuara mendekati samudra yang damai.

dalam islam diajarkan bagaimana kita harus berbakti kepada orang tua kita terutama kepada ibu kita yang telah merawat kita dengan penuh keihklasan dan ketulusan sampai saat ini bahkan ridhonya Allah tergantung Ridhonya seorang orang ibu sehingga pantas ada ungkapan sorga ada ditelapak kaki ibu, bahkan negara kita dalam kalender ada yang disebut dengan hari ibu sebagai penghargaan tak ternilai kepada seorang ibu. lalu kalau ada pertanyaan dimana ayah??????????????????????????

saya lahir dari keluarga sederhana dari 7 tujuh bersaudara dari seorang petani sedangkan ibu hanya seorang ibu rumah tangga dari ketujuh anaknya hanya saya yang bisa sekolah sampai strata 3 (S3) sisanya lulusan paling tinggi SMA. saya didik sangat keras sama keluarga terutama ayah yang sampai saat ini masih membekas. dari kecil saya merasa tidak mengenal siapa ayah saya yang saya tahu saya sangat takut dengannya dimana membuat kesalahan sedikit hukumannya sangat berat. misalnya pulang sekolah menemukan buah jambu air yang jatuh dan mengambilnya lalu memakannya atau membawa pulang maka ayah akan murka dia akan membawa saya kepada pemilik pohon jambu tersebut dan harus mengaku bahwa saya telah mengambil jambu tersebut tanpa se izin pemilinya dengan tangisan terisak saya mengakui dan memohon maaf kepada pemilinya dan membeli jambu yang telah saya ambil. padahal pemiliknya tidak mempermasalahkannya dan mengiklaskannya bahkan saat pulang dibawakan jambu sekantong plastik besar pemiliknya karena terharu dengan kejadian ini, cerita ini adalah satu dari puluhan cerita yang membuat saya hidup selalu dalam ketakutan, takut salah, takut dosa dan takut melanggar hukum.

apakah saya membencinya?????? jawabannya tidak ada bahkan saya bangga memiliki ayah yang berwibawa diegani oleh anak-anaknya apa yang dikatakan ayah merupakan peritah bagi anak-anaknya tidak ada yang berani membantah dan mereka paham apa yang dilarang adalah sebuah keburukan bagi anak anaknya  dan ayah selalu mengajarkan kepada anak-anaknya akan sadar diri dan menyadari siapa diri kita jangan sampai membohongi diri sendiri apalagi membohongi orang lain.

17 tahu sudah berlalu sejak ayah meninggal, sekarang saya seorang ayah dengan 2 orang anak yang masih kecil baru sadar dan menyadari bagaimana beban seorang ayah disamping menjadi kepala rumah tangga juga menjadi guru dalam pendidikan budi pekerti dan ahlak anak-anak. bukan tidak ingin memeluk dan main bersamanya tetapi menjaga agar tidak terlalu dekat sehingga memudahkan dalam berangkat kerja. kadang berangkat kerja pagi buta saat mereka masih tertidur pulas dan pulang larut malam saat mereka sudah tertidur. menjadi kepala keluarga menjadi tulang pungung dalam kehidupan sehari hari, biaya pendidikan, tagihan listrik/Tlp/PDAM, asuransi, cicilan kebank dll semuanya harus terpenuhi karena kalau tidak akan menjadi masalah buat keluarga.

Baru menyadari seorang ayah terlihat kuat, tegar, dan tegas tetapi sesunguhnya sebaliknya dia rapuh dan lembut hanya saja dia sembunyikan demi sebuah cita-cita membahagiakan keluarganya, mungkin saya lebih tega membiarkan anak saya menangis karena ingin ikut kerja dari pada dia menagis karena tidak ada uang buat jajan, atau saya lebih baik kerja jalan kaki ketempat kerja dari pada istri cerita kalau beras dirumah sudah habis meskipun kadang banyak yang tidak memahaminya apa yang dilakukan seorang ayah terhadap keluarganya. lalu kalau ada pertanyaan kenapa istrinya tidak berkerja jawabannya kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya lebih penting dariapapun supaya ada keseimbangan ayah menjadi rahwana dan ibu menjadi malaikat yang akan selalu ada dipihak anak-anaknya.

setelah saya lulus S1 ayah meminta saya menikah segera dengan alasan usianya sudah lanjut dan ingin melihat anak bungsunya menikah karena takut dia takkan menyaksikan anaknya menikah, memang saya sudah punya calon istri tetapi saya memilih karir dulu sebelum menikah, dimulai saya menjadi seorang salesman setiap minggu saya paksakan pulang karena ayah selalu meminta pulang dengan alasan kangen meskipun kadang saya merasa capek dan lelah, karier pun mulai menanjak mendapat promosi menjadi supervisor lalu menjadi manager setelah menjadi manager saya muli jarang komunikasi ataupun pulang karena kesibukan akhirnya lupa dengan keluarga hanya uang bulanan yang saya kirim ke rumah waktu itu saya merasa sudah cukup bahkan saya pulang 1 tahun sekali pada saat idul fitri dan itu hanya 2 hari dari 7 hari sisanya saya habiskan dengan calon istri dan keluarganya.

Suatu hari ayah sakit dan keluarga meminta pulang tetapi karena ada urusan diluar kota yang tak bisa saya baru bisa pulang hari ketiga, sesampainya dirumah ayah melihat seorang ayah yang berwibawa terbaring pilu wajah yang dulu gagah kini tinggal keriput, badan yang dulu gagah kini tersisa tulang yang terbungkus kulit, bicaranya sudah nyaris tak terdengar, keluaga sudah membujuk kerumah sakit tetapi ayah menolak dan akan sia-sia karena merasa ajalnya sudah mendekat. ayah meminta keluarga agar saya bicara berdua karena ada amanat yang ingin dia sampaikan. saat dia bicara dengan terbata-bata dan serak berderai air mata ini melihat kondisinya saya hanya bisa memegang tangannya yang sudah dingin.

ayah berkata kepada saya hanya ingin meminta maaf kalau selama membesarkan sampai saat ini memiliki dosa atau kesalahan, lalu ayah bercerita dia sudah lama menabung untuk biaya pernikahan nanti agar tidak repot dan menyusahkan. mendengar kata-katanya tangisan dan air mata tak terbendung lagi saya nagis sejadi jadinya sambil memeluknya dia hanya membelai rambut saya dari belakang terasa tidak ada tenaga dan begitu halus  air matanya pun membasahi pipinya yang keriput sambil mengusap air matanya  saya memohon ampun dan meminta maaf atas dosa seorang anak yang durhaka terhadap orang tuanya sambil memeluknya tanpa sadar Allah sudah memanggilnya dalam pelukan seorang anak durhaka.

setelah ayah meninggal saya balik ke ibukota tempat saya kerja badai mulai datang, tunangan pernikahan batal dengan alasan tertentu, setelah itu saya dipecat dari pekerjaan karenakan kesalahan bawahan cobaan datang silih berganti, teman teman yang awalnya seperti saudara setelah saya bukan manager mulai menjauhi tak ada tempat bernaung atau mencurahkan masalah, mencoba mencari pekerjaan tetapi sudah hampir 3 bulan tak kunjung mendapatkannya membuat semakin prustasi dan mengarah kepada depresi, ingin pulang kekampung halaman tetapi malu bahwa anak durhaka ini telah gagal dan menjadi pecundang.

dengan sisa pesangon dan menjual aset yang dimiliki saya melanjutkan S2 semoga ini jalan terbaik, dikampus saya mulai bisa pulih kembali dengan segala permasalahan yang terjadi, akhinya saya bisa lulus dengan IPK kumlot setelah itu saya mendapatkan beasiswa S3 dan selama kuliah tidak ada rintangan berarti dan bisa lulus teapat waktu dengan IPK kumlot. barulah saya pulang kekampung halaman untuk menebus kesalahan anaknya dan ingin membawa ibu saya tinggal bersama merawatnya dan menyayanginya sampai saat ini, sekarang saya seorang dosen dan wirausha membukan kios dipasar menjual peralatan mancing dan memiliki beberapa karyawan, kadang sekilas teringat ayah andai saja ayah masih ada betapa bahagia hati ini bisa ngopi dan ngobrol bareng bersama tetapi itu hal mustahil yang ada hanya bisa mendoakannya agar diberikan tempat terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun