[caption id="attachment_168753" align="alignright" width="565" caption=""][/caption] (google search) Gemerlapanya Jakarta, bukan hanya menarik kaum urban, untuk mengais rizki dan menjadikan hidup lebih baik. Alasan yang paling mendasar adalah rizki dan hidup yang lebih baik, dengan segala wuaaahnya, Jakarta telah menjadi daya magnet bagi semua orang, termasuk Jokowi. Walikota Solo, rupanya tertarik dengan lenggak lenggoknya Jakarta, jajaran gedung - gedung bisu, atau....., tanya saja Jokowi. Politik, yang didalamnya tersedia bangku kekuasaan adalah pesona yang sangat menarik bagi setiap orang untuk menduduki bangku itu, baik bagi yang belum punya bangku bahkan bagi yang sudah punya bangku. Seperti yang dimiliki oleh Alex Noerdin dan Jokowi, bangku kekuasaan apa, yang ada di Jakarta yang menarik hati seorang Jokowi dan Alex ?,kalaupun orang itu sudah punya bangku ?. Gemerlap Jakarta dengan bermilyar pesona ?, Tantangan Politik yang memicu adrenalin, Dana yang berlimpah ?, uji kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih komplek yang ada di Jakarta ?, dan atau......!!!. Atau kesemuanya menjadi satu, sebagai bentuk pemenuhan hausnya kekuasaan. Sehingga melupakan yang sudah ada, termasuk masyarakatnya ???. Rupanya, masyarakat Solo tidak mau kehilangan sang Jokowi, hal itu dibuktikan dengan adanya poster besar yang tergantung di jembatan penyeberangan Jalan Slamet Riyadi, yang posisinya didepan Museum Radya Pustaka, yang bergambar Jokowi dan kotak pilihan dibawahnya yang berisi :1. Tetap di Solo,2. Nyagub Jatengdan 3. Nyagub DKI. Heru Suparno, warga Solo sampai nyontreng (milih) sampai lima kali, saking cintanya pada Jokowi. (sumber,Tribune News ) Solo dan masyarakatnya masih butuh Jokowi, dan Jokowi masih menduduki jabatannya sampai tahun 2015. Banyak pekerjaan yang belum diselesaikannya, masih banyak cinta yang masih menunggu kehangatannya, pedagang,mbok - mbok, tukang becak, petani buruh dan masih buanyak lagi yang masih berharap Jokowi tetap di Solo. Ketika kesemuanya tidak mampu untuk mengembalikan Jokowi ke Solo untuk membatalkannya sebagai cagub DKI, kalaupun sekarang sudah menandatangi dan mendeklarasikan bersama Ahok, dia masih punya kesempata untuk membatalkannya. Dan itu akan lain ketika ia pulang setelah kekalahannya dan kegagalannya ketika ia tidak terpilih sebagai gubernur DKI. Kalau Jokowi tetap nekat dan maju, rupanya rok mini sudah mampu mengalahkan kebaya, gedung gedung bisu, sudah mengalahkan padi yang menguning dan yang paling penting PESONA KEKUASAAN DENGAN SEGALA KEHAUSANNYA DENGAN EMPUKNYA BANGKU YANG LEBIH EMPUK, LEBIH LUAS DAN LEBIH LEBIH DARI YANG LAINNYA TIDAK AKAN PERNAH MENGGETARKAN JOKOWI UNTUK PULANG KE SOLO, AKHIRNYA PESONA KEKUASAAN DAN JAKARTA TETAPLAH PUNYA DAYA MAGNET YANG MAMPU MENGALAHKAN BAHASA, "JOKOWI, PULANGLAH!. MASYARAKAT MASIH MEMBUTUHKANMU". Dan Jokowi, tetaplah manusia..... Sumber Gambar : google search, sumber berita : Tribunenews
