Mohon tunggu...
Rumah Shine
Rumah Shine Mohon Tunggu... profesional -

Mensosialisasikan pola asuh dan pola komunikasi yang sehat dalam keluarga serta pemberian dukungan bagi keluarga-keluarga yang bermasalah. Bila membutuhkan bantuan untuk konsultasi masalah keluarga, silakan email kami di rumahshine@gmail.com atau cek web kami www.rumahshine.org

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peranan Self Image dalam Membentuk Self Esteem Anda

28 Januari 2011   03:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 3302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Self Image!Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar istilah tersebut? Dalam literatur Psikologi, self image dikenal dengan istilah self concept. Apabila seseorang bertanya kepada dirinya sendiri “Siapakah saya?” maka ia sedang berusaha memahami self image dirinya. Menurut Larsen & Buss, jawaban atas pertanyaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, ia menjawab dengan menyebutkan status sosialnya, misalnya : saya adalah seorang mahasiswa, saya adalah ayah dari seorang puteri, atau saya adalah pimpinan suatu perusahaan. Kedua, ia menyebutkan karakteristik kepribadiannya, misalnya : saya orang yang percaya diri, saya seorang yang baik hati, atau saya seorang yang pantang menyerah. Ketiga, ia menyebutkan deskripsi fisiknya, misalnya : saya seorang yang berpostur tinggi besar, saya seorang yang mempunyai rambut ikal, atau saya adalah seorang yang berhidung mancung.

Melihat jawaban tersebut, kita memperoleh gambaran bagaimanaseseorang memandang dirinya sendiri. Jawaban tersebut sangat penting karena memberikan fondasi yang menentukan bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri dan bagaimana kita mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Jawaban tersebut adalah sebagian fakta obyektif tentang diri kita, seperti status sosial dalam masyarakat dan ciri-ciri fisik yang dibawa sejak lahir. Juga bersifat subyektif seperti pendapat terhadap sifat dan karakteristik kepribadian. Tetapi yang penting disini adalah perspektif dalam menyikapi jawaban tersebut.Perspektif yang positif akan membuat kita dapat menerima diri apa adanya, sedangkan perspektif negatif akan membuat kita tidak nyaman dengan diri sendiri. Misalnya, apabila seseorang dilahirkan dengan tubuh pendek.Bagaimana sikapnya terhadap fakta biologis tersebut? Apabila ia memilih untuk memandang situasinya dari sudut pandang positif, maka sikapnya akan tercermin dari pernyataan demikian“Aku tidak bisa memilih dilahirkan dengan tubuh tinggi atau pendek.Tidak ada yang salah dengan tubuh pendek, aku tetap dapat hidup normal dengan memilih kegiatan atau profesi yang tidak mensyaratkan tinggi badan.Tidak ada seorangpun yang mempunyai situasi dan kondisi kehidupan yang sempurna, pilihan ada ditanganku sehingga aku memilih hidup dengan nyaman dengan menerima kondisiku yang tidak dapat diubah.”

Selain self image, setiap orang memiliki ideal self, yaitu kondisi subyektif tentang diri sendiri yang diinginkan dan menjadi impiannya. Memiliki ideal selftidaklah salah, namun yang menjadi masalah adalah apabila ideal self tersebut tidak realistis atau tidak mungkin dicapai. Apabila kita memiliki unrealistic ideal self, maka hal tersebut dapat membuat kita terganggu secara psikologis dan tidak berdaya. Karena bagaimanapun kita berusaha untuk melakukan perubahan diri sendiri, kondisi ideal tersebut tidak bisa dicapai.

Ada pula istilah self esteem atau harga diri. Larsen dan Buss dalam bukunya, mengutip pemikiran Block dan Robbins yang menjelaskan istilah tersebut sebagai jarak antara ideal self dengan self image. Semakin jauh jaraknya maka orang tersebut semakin terpuruk self esteem-nya, semakin dekat jaraknya atau bahkan bisa sejajar posisinya maka self esteem-nya semakin sehat. Jadi, sebaiknya kita memilih ideal self yang cocok dan sesuai untuk diri kita.Jika kita tidak bijak dalam memilih ideal self, itu hanya akan membuat diri kita tidak nyaman secara psikologis. Nah, kita kembali kepada contoh orang yang dilahirkan dengan tubuh pendek. Apabila ia mempunyai ideal self sebagai prajurit atau pilot, tentu kemungkinannya kecil untuk diterima dalam sekolah calon perwira atau sekolah penerbang.Ini adalah contoh unrealistic ideal self. Contoh lainnya, seorang ibu mempunyai minat dan ketrampilan memasak, dan masakannya memang enak. Maka self image ibu tersebut adalah : seorang ibu yang pandai memasak. Kemudian ia bisa memilih ideal self sebagai pengusaha catering, walaupun saat ini ibu tersebut belum membuka usaha catering.Hal ini berarti, ibu ini mengembangkan ideal self yang kemungkinan besar bisa diwujudkan.

Nah, bagaimana dengan kita ? Apabila kita mengenali self image kita dengan baik, kemudian dapat memilih ideal self yang realistik, maka dapat dikatakan kita memiliki self esteem yang sehat. Dengan demikian kita berhasil menemukan identitas diri yang mencerminkan diri kita.

oleh: Budiawan Galuh

Daftar Pustaka :

Randy J. Larsen dan David M. Buss, Personality Psychology, New York : McGraw-Hill, 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun