Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ikat Kaki, Lempar Kiri, dan Nasgor Keroyokan di Mandalawangi (Kemping Jilid 2)

4 April 2014   14:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan mendadak turun di area perkemahan Mandalawangi, kaki Gunung Gede-Pangrango, siang itu (21/3) saat game akan mulai digelar. Terjadi dinamika opini yang sama kencangnya. Sebagian homeschoolers HSKS Jatibening bersikeras untuk ngendon di tenda saja dan sebagian lainnya justru semangat,”Kapan lagi hujan-hujanan? Mumpung dah sampe di sini.” Ungkap mereka yang akhirnya sukses mengompori teman-temannya untuk kembali ke lapangan. Ponco-ponco plastik sekali pakai pun dibagikan bagi yang ogah berbasah-basah. Toh, belakangan mereka jadi asyik saling robek ponco dan berkuyup-kuyup dengan ceria. Bukan hanya itu, mereka pun rela blusukan...tapi beda sama Jokowi, dong ! Para homeschoolers ini mblusuk berjamaah di tanah becek tempat mereka adu cepat dalam Lomba Ikat Kaki dan Lempar Tangan Kiri..apaan tuh? Kayak jurus silat aja!

[caption id="attachment_301817" align="aligncenter" width="491" caption="Ikat kaki sambil melempar dalam becek dan hujan ... (dok RBP)"][/caption]

Arena lomba bergeser ke lapang terbuka di tepi sungai diramaikan limpahan air hujan yang sempat menderas. Lomba pertama pun siap untuk digelar. Para anggota kelompok yang akan bertanding berdiri berjajar dan kaki mereka diikatkan satu sama lain dengan seutas tali yang terbuat dari serbitan kain disatukan. Setelah itu mereka harus melangkah bareng-bareng ke garis finish sebisa mungkin mendahului tim lawan sementara kakak guru menghitung waktu mereka. Tim yang paling minim waktu tempuhnya adalah Sang Juara.

Lomba berlangsung seru diwarnai jatuh bangun, kepeleset, keseleo, kram, dan bahkan ada kelompok yang beraaaat banget untuk melangkah karena kekompakannya belum terbentuk. Sengsara? Mereka malah sibuk tertawa-tawa. Kakak-kakak guru pun tak mau kalah, mereka melakukan lomba yang sama, dan tak kalah hebohnya dengan anak-anak didik mereka yang kali ini mendapat giliran menjadi penonton. Berani becek-becekan itu seru, saudara-saudara ....

Tantangan berikutnya, Lempar Tangan Kiri, pun mereka sambut dengan antusias. Sebelum melempar bola-bola plastik aneka warna ke sasaran yang dipegangi para kakak guru, para homeschoolers harus lari-lari kecil melompati jaring tali rafia yang telah disediakan dan setelah sampai ke ujung, bola diambil dengan tangan kiri membidik sasaran. Makin banyak lemparan tepat sasaran, makin tinggi poin untuk kelompok mereka...peluang juara pun kian terbuka. Cuma saking semangat...atau nafsu kali,yaa? ...seringkali malah bola-bola itu bersarang di tubuh kakak guru pemegang karton sasarannya (ha...ha...ha).

[caption id="attachment_301818" align="aligncenter" width="491" caption="Nasi goreng a la keroyokan ... (dok RBP)"]

1396594363669726606
1396594363669726606
[/caption]

Usai break untuk shalat Ashar, para campers HSKS Jatibening pun bersiap untuk kompetisi berikutnya yang harus dilakukan sebaik mungkin karena menyangkut lidah dan perut mereka. Tepatnya Adu Lezat Nasi Goreng yang hasilnya akan menjadi menu makan malam. Begitulah kehebohan membongkar barang bawaan pun segera terjadi. Kompor gas portable, wajan + pengaduk, nasi putih, minyak goreng-kecap,dan bahan-bahan hasil menguras kulkas di rumah seperti sosis-baso-telur-wortel-tomat-bawang-bumbu pun segera dihamparkan di sisi lapang yang mereka pilih sebagai dapur darurat.

Awalnya riuh-rendah, semua sibuk berkomentar saling memberi perintah sebelum akhirnya prosesi memasak bisa dilakukan bersama-sama. Seksi iris-iris bahan,seksi menyalakan kompor, seksi mengaduk-aduk di wajan, seksi menyiapkan piring, seksi icip-icip, seksi komentar sampai seksi ...ngembat bahan tambahan dari tim lawan juga ada. Pokoknya semua orang kebagian tugas, deh ! Para kakak guru pendamping setiap kelompok pun tak kalah sibuknya ikut menyingsingkan lengan baju. Sementara para kakak juri berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain.

Begitu nasi goreng matang, langsung dicicipi dengan penuh rasa penasaran, dan rata-rata komentar mereka,”Uenakkk banget! Mantap !” lalu acara membanding-banding rasa dengan tetangga sebelah pun terjadi. Kali ini narsisme yang menyeruak ke permukaan,”Punya gue lebih enak!”. Acara mendekorasi nasi goreng pun berlangsung penuh semangat. Wortel gelondongan dan tomat-mentimun yang diiris bulat adalah bahan dekorasi favorit mereka.

Matahari kian condong ke Barat, suasana perkemahan kian redup bersiap menyambut malam, peralatan masak segera dirapihkan dan lapangan dikosongkan. Lembaran plastik biru dikeluarkan dari dalam tenda peleton, dihamparkan di tengah-tengah camp. Para kakak guru menyiapkan para homeschoolers Muslim untuk berwudhu dan bersiap melakukan shalat berjamaah. Sementara mereka yang Nasrani melakukan doa bersama di tenda khusus dibimbing kakak guru seiman. Begitulah saat kegelapan tiba, terasa begitu nyaman dan tentram dalam ritme rakaat demi rakaat shalat Magrib. Allahu akbar...

[caption id="attachment_301820" align="aligncenter" width="500" caption="Doa menyatukan alam dan kita semua (dok RBP)"]

1396595291304370422
1396595291304370422
[/caption]


Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun