Sekarang ini membuat film pendek memang tengah menjadi aktifitas yang disukai oleh kalangan remaja, termasuk juga para  homeschooler di Homeschooling Persada, Jatibening Baru, Bekasi. Ada dua film pendek berdurasi sekitar 30 menit hasil karya dua tim , masing-masing dikomandani oleh Shaalataya dan Habib, yang diputar di hadapan civitas Homeschooling Persada dan para tamu undangan lainnya pada Sabtu (16/12/2017)  lalu. Pemutaran film tersebut merupakan  bagian dari pagelaran kreasi siswa yang dilaksanakan sebelum pembagian buku rapot semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Kedua film pendek yang sama-sama bergenre fiksi naratif itu memiliki tema dasar interaksi sosial dengan Tim Shaalataya mengambil fokus pada hubungan pertemanan, sementara Tim Habib membidik roman percintaan remaja. Kedua tayangan yang simpel dan relatif mampu memikat para penontonnya, terutama sesama homeschooler lintas jenjang, itu menampilkan fragmen potret keseharian mereka saat menjalani aktifitas belajar di kelas komunitas.
Kisah dua gang berbeda karakter dalam The Bad Boys Vs The Culun Boys besutan Tim Shaalataya menceritakan bagaimana kelompok cowok-cowok badung yang gemar bikin ulah di sekolah (The Bad Boys) yang senang mengintimidasi kelompok lain yang beranggotakan cowok-cowok serius belajar rada kuper (The Culun Boys)  akhirnya harus minta bantuan gang yang sering digencetnya itu untuk belajar bersama menjelang ujian nasional agar bisa lulus. Perdamaian ini  membuahkan happy ending.
Sementara Tim Habib mengisahkan perjuangan seorang Keano mendapatkan cinta Faranisa,yang justru  naksir pada sahabat Keano yang bernama Adrian. Kisah ditutup dengan  sad ending namun sukses menuai gelak tawa penonton karena hadirin yang berasal dari lingkungan terdekat para pemeran itu sudah familiar dengan karakter asli mereka yang notabene bertolak-belakang dengan tokoh yang diperankan. Tambahan adegan-adegan lucu behind the scenes setelah film berakhir menambah nilai kejenakaannya.
Pra produksi secara sederhana merupakan tahap penggalian ide cerita, penulisan skenario,  castingpemeran, persiapan logistik/peralatan membuat film, dan memastikan semua hal lain tersedia sesuai tuntutan skenario. Sementara tahap produksi meliputi rangkaian syuting untuk memindahkan kisah yang tertulis di skenario ke dalam format audio visual. Hasil transfer ini kemudian menjalani proses  editing dan  review editingselengkapnya agar siap tayang.
Kedua tim mengalami banyak romantika  yang isu utamanya adalah mengasah kecerdasan emosi saat berkomunikasi-berinteraksi antar anggota dalam tim agar bisa bekerjasama menghasilkan sebuah film pendek tepat waktu sebagai bagian integral dalam proses belajar mereka. Selanjutnya ada banyak kecerdasan lain yang melibatkan banyak mata pelajaran yang juga ikut digembleng selama proses pembuatan film berlangsung. Kecerdasan bahasa, seni-budaya, matematika, kinestetik, dan masih banyak lagi.
Kecerdasan memang bukan sebuah hal sempit yang dapat ditakar dengan angka semata karena dia selalu terbuka untuk dieksplorasi dengan sangat banyak cara agar kian meningkat kualitasnya sebagai kunci untuk memenangkan kehidupan sukses yang membahagiakan. Hal itu sesuai dengan harapan para guru dari Tim Guru PKBM 'Tamansari Persada' bagi para anak didik mereka di Homeschooling Persada.
Ikuti kiprah edukatif para homeschooler lainnya via http://www.rumahbelajar-persada.com/