Mohon tunggu...
Ruli Mustafa
Ruli Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

THE TWINSPRIME GROUP- Founder\r\n"Jangan lihat siapa yang menyampaikan, tapi lihat apa yang disampaikannya" (Ali bin Abi Thalib ra). E-mail : hrulimustafa@gmail.com. Ph.0818172185. Cilegon Banten INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hidup Ini Tahu-tahu..

29 Desember 2017   13:34 Diperbarui: 29 Desember 2017   13:57 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, jika kamu mengetahui" ( QS.Al Mukminun 114)

Hidup di bumi ini tak lama-lama, umur kronologis maksimum manusia zaman now paling banter sekitar 60-80 tahun, relatif sedikit orang yang bisa lewat lebih dari rentang usia itu. Umur sebegitu juga hampir bisa dipastikan rentan berbagai penyakit biologis, dari mulai penyakit fisik-degeneratif, seperti berkurangnya fungsi pendengaran dan penglihatan serta kerusakan organ organ tubuh lain hingga penyakit psikis seperti post power syndrome, pikun dan lain sebagainya.  

Demikianlah realitasnya, proses penuaan takkan bisa dilawan dengan cara apapun, tua dan mati itu sunnatullah, pasti. Kita tahu persis tahapan penuaan itu, namun sangat banyak dari kita khususnya di kalangan usia berangkat senja, yakni kaum "Jelita" alias jelang lima puluh tahun dan "Lolita", lolos lima puluh tahun, yang belum atau bahkan tidak segera menyadari ihwal semakin sedikitnya sisa usia yang seharusnya digunakan untuk beribadah maksimal. Kualitas ibadahnya minim, masih sama dengan kemarin-kemarin, kata Rasulullah, inilah golongan yang merugi. Kalau mau beruntung, seharusnya semangat beribadahnya bertambah-tambah.

Tau-tau stamina fisik sudah berkurang jauh, tau-tau dilanda penyakit karena proses menua. Sering sekali diantara kita berucap "tau tau", "Rasanya baru kemarin kita lulus SMA dan haha hihi bersama teman teman, tau-tau sekarang sudah pada punya cucu. Rasanya anak kita baru kemarin sore kita ajak bermain-main di teras rumah, tau-tau sekarang dia sudah selesai kuliah, bekerja dan berumah tangga. Rasanya baru kemarin kami saling bercanda sebagai tiga sahabat, tau-tau kedua sahabatku sudah wafat".  

Yah, itulah sebagian celetukan "tau-tau" yang kerap kita lontarkan untuk menggambarkan betapa cepatnya sang waktu berlalu.Tapi anehnya sesering apapun berucap demikian, kadang tak juga menjadi catatan muhasabah agar berbenah, malah justru sebaliknya, ada yang semakin jauh dari ALLAH. Dipikirnya hidup hanya sekali saja di bumi dan tidak yakin ada alam berikutnya. Sehingga terombang-ambinglah mereka dalam kesesatan yang nyata. Naudzubillahi min dzalik.Semoga kita tak seperti itu.

Lalu bagaimana caranya agar celetukan tau-tau tersebut menjadi bahan muhasabah ?. Mudah saja, banyak-banyaklah mengingat mati, ini pesan Nabi.  Sering-seringlah menengok kerabat maupun sahabat yang sakit, rajinlah bertakziah ketika ada sahabat maupun kerabat sesama muslim yang wafat, ingatlah lima sebelum lima, ambillah hikmah dan pelajaran dari fenomena tersebut, itu sudah cukup untuk menyadarkan kita tentang hakikat hidup agar bertambah semangat menyiapkan bekal mati, Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho, cukuplah kematian sebagai nasihat, karenanya, jangan dilanda sesal kalau tau-tau mati.

Demikianlah kehidupan ini berlangsung, manusia terlahir ke dunia untuk diuji siapa yang paling baik amalnya. ALLAH tidak menciptakan kita melainkan dengan satu tujuan yakni beribadah, mengabdi hanya kepada-Nya, sami'na wa atho'na. Lahir kemudian di uji, lalu mati. Tiap orang soal ujiannya bermacam-macam, ada yang diuji dengan kesenangan, sebaliknya ada pula yang di uji dengan kesulitan, semuanya terukur dalam genggaman Sang Maha Bijaksana. Bagaimana hasil ujiannya ?, Nanti di umumkan di yaumil akhir. Yang lulus masuk surga, yang tidak lulus ya masuk neraka. Yes, the explanation of human life just like that, very simple !, sederhana sekali memahaminya, hanya manusia yang suka bikin rumit dan lalai, sehingga hidupnya ngga jelas.

Kita hanya sibuk memikirkan yang tidak pasti dan suka lalai memikirkan yang pasti datang. Kata 'Umar bin 'Abdul 'Aziz dalam tafsir Al Qurtubi, "Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya."

SEMOGA kita tergolong hamba-hamba ALLAH yang istiqomah mengimani hari akhir, yang terus menerus berada dalam naungan hidayah-Nya dan sadar sesadar sadarnya tentang hakikat dan tujuan hidup ini, aamiin ya Robbal Alamiin.

RM, teras Masjid Raudhatul Jannah, PCI,

Jum'at, 10 Rabiul Akhir 1439 H

29 Desember 2017.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun