Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ( MBKM). Kebijakan pendidikan Indonesia dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kurikulum Merdeka digunakan untuk mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Kurikulum Merdeka tidak diwajibkan bagi semua mahasiswa.Â
Kurikulum ini berlaku untuk setiap mahasiswa yang tertarik. Kurikulum ini ditawarkan untuk menjawab permasalahan pengangguran di kalangan sarjana yang akhir-akhir ini menjadi perhatian utama di Indonesia.Â
Menurut data Badan Pusat Statistik, pengangguran terdidik di Indonesia pada Agustus 2020 mencapai 6,27 juta orang atau 64,24 persen dari total pengangguran di Indonesia. Jika dibandingkan dengan Agustus 2019, angka tersebut meningkat menjadi 34,16 persen dan kenaikan pengangguran terdidik terkait erat dengan pandemi COVID-19.
Parahnya, akibat pandemi global, tambahan 2,6 juta orang akan menganggur pada 2021 di angkatan kerja baru yang tidak bisa terserap di industri.
Untuk mengatasi masalah pengangguran negara, lulusan harus meningkatkan kompetensi mereka, termasuk beberapa keterampilan, agar lebih siap untuk bekerja. Keterampilan adalah kemampuan yang dipelajari yang bersifat multidimensi. Karena sistem pengembangan keterampilan tidak berbeda atau terpisah dari sistem pendidikan, kita harus menggunakan pendekatan sistemik untuk memahaminya sebagai bagian dari ekosistem yang sama.Â
Remaja belajar keterampilan baru terutama melalui lembaga formal seperti sekolah atau lembaga pelatihan. Sementara organisasi berbasis masyarakat dan jaringan teman sebaya dan keluarga merupakan jalur penting untuk perolehan keterampilan, jelas bahwa remaja di Indonesia mendapatkan sebagian besar keterampilan mereka melalui sistem pendidikan sekolah.Â
Orang tua juga memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap sekolah dan kemampuan sistem pendidikan untuk mengembangkan keterampilan anak-anak mereka. Guru dan dosen menekankan bahwa, sementara sekolah dan perguruan tinggi  dapat membantu dalam pengajaran keterampilan dasar, keterampilan, sikap, dan nilai yang dapat ditransfer harus diajarkan di rumah.
Menurut kerangka keterampilan UNICEF, ada tiga kategori utama: keterampilan dasar, keterampilan (teknis) khusus pekerjaan, dan keterampilan yang dapat ditransfer. Keterampilan yang dapat dialihkan, juga dikenal sebagai "keterampilan yang dapat dialihkan", adalah karakteristik yang dapat ditransfer dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Menekankan keterampilan interdisipliner mahasiswa sangat penting ketika mengubah karir atau industri.Â
Dengan kata lain, keterampilan yang dapat ditransfer adalah apa yang harus dimiliki mahasiswa untuk semua pekerjaan dan bermanfaat bagi pemberi kerja di berbagai pekerjaan dan industri. Ketrampilan yang dapat dialihkan justru berhubungan dengan ketrampilan yang hanya digunakan orang dalam setiap pekerjaan, tidak peduli judul atau bidangnya.Â
Beberapa keterampilan yang dapat ditransfer adalah keterampilan yang sulit seperti pengkodean, penggalian  informasi, atau keterampilan khusus lainnya, dan beberapa keterampilan yang rumit seperti komunikasi dan hubungan.
 Membangun keterampilan yang dapat ditransfer, mahasiswa akan memiliki keterampilan seperti (1) kerja tim. Bekerja secara aktif dalam kelompok atau kelompok untuk mencapai tujuan, (2) Kepemimpinan  dan kegiatan kepemimpinan, (3) Motivasi individu, organisasi dan manajemen waktu, (4) Komunikasi tertulis (5) Komunikasi verbal (6) Menginvestigasi dan (7) Kemampuan analisis. Ketrampilan yang dapat dialihkan secara terintegrasi ke dalam desain kurikulum di setiap tingkat dari sekolah dasar hingga Universitas.Â