Kendati termasuk benua Afrika, akan tetapi Republik Madagaskar disebut-sebut berlainan dengan wilayah Afrika lainnya dalam sejarah demografi, biologi, dan geologi. Salah satunya penduduknya yang dari Indonesia.
Dari segi rumpun bahasa, Bahasa Malagasi dan Bahasa Manyan ini juga tergolong dalam rumpun Austronesia. Pada awalnya, rumpun bahasa Austronesia ini berasal dari Pulau Formosa (Taiwan) lalu dibawa ke Filipina, Nusantara, terus ke timur.
Tadi di atas disebutkan selain orang Dayak, ada juga penduduk Madagaskar yang dari Jawa. Mengapa demikian?
Ini dikarenakan orang-orang Jawa dan Melayu membawa serta orang-orang Dayak dalam armada dagang mereka sebagai budak dan buruh. Mereka lantas tiba di Madagaskar pada sekitar tahun 50-500 Masehi.
Dalam perkembangannya, orang-orang dari wilayah Afrika lainnya berdatangan ke Madagaskar untuk berdagang. Mereka lantas menetap di sana dan membentuk bangsa Malagasi.
Kendati diucapkan dengan dialek yang berbeda-beda akan tetapi mereka menggunakan bahasa nasional Malagasi yang sama.
Kehebatan suku Dayak ini sebagai bangsa penjelajah juga dibuktikan, selain di Madagaskar, di India ditemukan suku yang dinamai Suku Naga.
Semakin menambah keyakinan jika Suku Naga di negara Kuch Kuch Hota Hai itu juga berasal dari Suku Dayak. Karena mereka sangat mirip dengan Suku Dayak di Kalimantan, baik dari segi fisik, tradisi, dan pakaian yang mereka kenakan.
Di suku Naga juga dikenal tradisi yang mirip "ngayau", yaitu penggal kepala dalam sebuah peperangan.
Kemiripan dari Suku Naga dengan Suku Dayak itu berefek positif kepada hubungan diplomasi yang berlangsung baik antara Indonesia dan India.