Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Kemampuan Berbahasa Asing Sejak Kecil?

6 Juli 2017   07:28 Diperbarui: 6 Juli 2017   17:14 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingin anak bisa casciscus berbahasa Inggris? Ada berbagai cara untuk mewujudkannya, mulai dari bersekolah di sekolah internasional hingga ikut kursus. Tapi kapan sih sebaiknya anak mulai belajar?

Di era globalisasi seperti sekarang ini, kita bisa menemukan berbagai istilah bahasa Inggris di mana-mana. Restoran menggunakan nama makanan dalam bahasa Inggris di menunya, toko menawarkan berbagai diskon atau penawaran khusus dalam bahasa Inggris, dan percakapan sehari-hari pun sering menyelipkan istilah bahasa Inggris. Misalnya seorang karyawan berkata pada koleganya, "Meeting hari ini di-cancel. Diganti jadi pas lunch besok." 

Bahasa Inggris ini begitu merasuk dalam kehidupan kita sehingga tidak hanya orang dewasa yang memakainya. Banyak anak kini juga aktif menggunakannya. Anak-anak kecil berceloteh dalam bahasa Inggris bagai air yang mengalir. Kita bisa dengan mudah melihat hal tersebut di mal atau pusat perbelanjaan.

Coba simak kisah Sherly (34), seorang ibu dua anak bernama Rudy (7) dan Anne (4). Ia biasa berbicara bahasa Inggris dengan anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Rudy bahkan kini menimba ilmu di sekolah yang bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris. Sherly berencana memasukkan Anne di sekolah yang sama pada saatnya nanti.

Ketika ditanya apa alasannya lebih memilih menggunakan bahasa Inggris, Sherly menjawab, "Sekarang kan zaman globalisasi. Apa-apa pakai bahasa Inggris. Kalau tidak bisa, bagaimana mereka (anak-anak) mau menghadapi persaingan? Justru sekarang saya masukkan ke sekolah berbahasa Inggris supaya anak terbiasa. Lebih cepat lebih baik."

Sherly sendiri mengaku tidak begitu lancar memakai bahasa Inggris, tapi berusaha semampunya untuk berkomunikasi dengan Rudy dan Anne. Kalimat-kalimat sederhana seperti, "Good morning", "How are you?", "Mommy loves you", dan "Thank you" menjadi andalannya.

Sherly juga mengharuskan anak-anaknya mempraktekkan bahasa Inggris di luar rumah. Bila berkenalan dengan orang baru, ia mengatakan, "Say your name. Shake hand."

Lalu kapan mereka berbahasa Indonesia? Sejenak ia terdiam, kemudian mengatakan bahwa ia ingin mereka terlebih dahulu menguasai bahasa Inggris.

"Toh kami tinggal di Indonesia. Jadi pasti mereka bisa sendiri nanti. Yang penting sekarang bisa bahasa Inggris dulu," ujarnya.

Lain Sherly, lain lagi Margaretha (36) . Margaretha memiliki seorang putri yang sekarang duduk di kelas IV SD. Margaretha sama sekali tidak pernah mengajarkan bahasa Inggris kepada Dita, sang putri. Setiap hari mereka berbicara bahasa Indonesia yang kadang-kadang disisipi bahasa Sunda, bahasa pertama Margaretha dan suaminya.

Menurut Margaretha, Dita masih terlalu kecil untuk belajar bahasa asing, masih sembilan tahun. "Bahasa Indonesianya saja belum sempurna benar. Buat apa belajar bahasa Inggris? Nanti saja dikursuskan kalau sudah agak besar," tuturnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun