Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Faktor-faktor yang Mendorong Seseorang Menuju Perubahan

3 Juli 2017   12:56 Diperbarui: 3 Juli 2017   18:00 2845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisakah manusia berubah secara ekstrem? Bisa! Menjadi lebih baik atau lebih buruk, itu pilihan Anda.

Dalam suatu acara reuni SMA lulusan tahun 1990 para alumnus - yang rata-rata sudah berusia 40an- dibuat tercengang oleh penampilan dua orang wanita. Yang pertama adalah Maurine, yang malam itu tampil paling gemerlap dan seksi dengan gaun panjang backless yang memperlihatkan punggungnya yang masih kencang dan mulus.

Wajahnya juga tak kalah mulus, putih kemerahan seperti kulit bayi, dengan rambut dicat semi pirang, tergerai lurus halus dengan model geisha. Bola matanya dilapisi contact lens warna kehijauan, dipayungi bulu mata tebal dan lentik hasil extention. Saat tertawa, bibirnya tampak sensual, terbalut lipstik warna nude. Sukses berbisnis perhiasan, Maurine sering diundang ke berbagai pesta kaum sosialita.

Wanita kedua adalah Sarifah atau Sari. Sikapnya yang ramah tidak bisa menutupi aura wibawa dan rasa percaya diri yang memancar kuat dari wajah, penampilan, dan setiap detail body language-nya. Maklum, ia kini menduduki posisi direktur jenderal di sebuah kementerian.

"Apa bener itu Maurine dan Sari?" begitulah bisik-bisik di kalangan peserta reuni.  Ada rasa takjub, tak percaya, dan mungkin iri melihat penampilan kedua wanita itu.

Rasa takjub dan heran itu dimaklumi. Soalnya, ketika di SMA dulu, Maurine dan Sari hanyalah gadis 'biasa-biasa saja', yang dipandang sebelah mata dan mudah dilupakan oleh siapapun. Maurine yang berambut keriwil, berkulit sawo matang, jerawatan, dan cenderung gelap, kerap terlihat minder bila harus berjalan berdampingan dengan bunga-bunga sekolah yang cantik, langsing, lincah, dan sadar mode.

Adapun Sari lebih banyak bergabung dengan 'geng gadis jujur', yaitu gadis-gadis yang rajin belajar dan tak pernah berani melanggar peraturan sekolah. Otaknya lumayan encer, meski tidak pernah masuk peringkat 10 besar. Namun ia termasuk gadis yang tekun dan mau bekerja keras.

Trauma hingga cobaan hidup

Sosok Maurine mengingatkan kita pada Malinda Dee, yang beberapa tahun lalu bikin heboh setelah ia ketahuan menilap uang para nasabahnya di Citibank hingga puluhan milyar rupiah. Dari cerita di berbagai media, mantan teman-teman sekelasnya di SMA 6 Jakarta nyaris tidak ingat sosok Malinda saat masih sekolah, saking 'biasa-biasa' saja. Tidak cantik, tidak seksi, tidak pula pintar, sehingga tidak melekat dalam ingatan mereka. Kini sosok Malinda berubah nyaris 180 derajat; menjadi cantik jelita, seksi, modis, dan super kaya.

Apakah manusia bisa berubah drastis seperti halnya Maurine, Sari, juga Malinda? Menurut Ratih Ibrahim, psikolog dari Personal Growth, sifat dasar atau karakter manusia sebetulnya tak akan berubah karena sudah terbentuk dari bawaan lahir dan pembelajaran hidup. Tak bisa dinilai positif atau negatif, yang jelas pemiliknya merasa paling nyaman di dalamnya.

Sebagai contoh, seorang yang dikategorikan introvert pada dasarnya tak banyak bicara. Meskipun pada saat-saat tertentu ia bisa saja fasih bicara - misalnya saat presentasi di kantor. Ketika kembali ke rumah, biasanya ia akan kembali ke sifat aslinya yang pendiam. Sebaliknya, seseorang yang ekstovert, biasanya periang, mudah bergaul dan senang ngobrol. Kemungkinan besar ia akan stres berat bila diharuskan duduk manis dan tutup mulut selama lebih dari satu jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun