Mohon tunggu...
Rudy Hartono
Rudy Hartono Mohon Tunggu... Dosen Universitas Pelita Harapan

Saya senang mengamati dinamika budaya dan dampaknya terhadap keluarga dan kehidupan spiritualitas seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pancasila sebagai sebuah Wawasan Dunia

8 Oktober 2025   14:27 Diperbarui: 8 Oktober 2025   16:07 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap bangsa, masyarakat, bahkan setiap orang secara individual, tidak akan terlepas dari budaya. Lloyd E. Kwast dalam sebuah tulisannya yang berjudul "Understanding Culture" menegaskan bahwa suatu budaya memiliki beberapa "lapisan" dan intinya. Secara ringkas Kwast menjelaskan inti dari budaya yakni menjawab pertanyaan tentang apa yang nyata, itulah yang akan memengaruhi nilai, keyakinan, dan tingkah laku seseorang. Jika meminjam istilah dari seorang filsuf Jerman bernama Immanuel Kant, inti dari budaya ini disebut sebagai Weltanschauung (pandangan, persepsi, atau wawasan dunia). Untuk selanjutnya penulis akan menyebut inti dari budaya ini sebagai Wawasan Dunia (disingkat WD).

Ronald H. Nash dalam bukunya berjudul "Iman & Akal Budi" menyebutkan bahwa WD memiliki 5 elemen: Teologi (berkaitan dengan konsep Ketuhanan), Metafisika (berkaitan dengan realitas ultimat), Epistemologi (berkaitan dengan pengetahuan), Antropologi (berkaitan dengan manusia), dan Aksiologi (berkaitan dengan etika).  Pancasilaa dalah sebuah Wawasan Dunia, karena dalam Pancasila terkandung elemen-elemen dari WD tersebut. Misalnya elemen Teologi, Antropologi, dan Aksiologi/Etika. 

Jika kita mengamati ke-45 butir Pancasila, kita akan menemukan bahwa Pancasila bisa sangat memengaruhi nilai, keyakinan, dan tingkah laku setiap warga negara Indonesia, dengan catatan butir-butir Pancasila itu dihayati dan dijalankan dalam hidup sehari-hari. Dalam konteks kebinekaan di Indonesia yang seringkali terjadi gesekan antar golongan, butir-butir Pancasila ini sangat mendukung sikap toleransi, berupa penghargaan kepada semua agama, suku, bahasa, dan budaya lokal. Pancasila juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang diterima dan bahkan diajarkan oleh semua agama besar.  Selain itu, Pancasila juga mendorong sikap persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama sebagai sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai macam etnis, budaya, dan agama berbeda. Dari perspektif kemanusiaan, Pancasila menegaskan pentingnya menegakkan keadilan dan kesejahteraan bersama sebagai sesama dan warga negara. 

Karena itu butir-butir Pancasila sebenarnya bisa menjadi panduan bersama yang fundamental bagi pembangunan kehidupan sosial, budaya, agama, ekonomi bahkan politik di Indonesia. Karena Pancasila, menurut perspektif penulis, merupakan sebuah Wawasan Dunia yang baik, maka Pancasila seharusnya bisa terwujud, teraplikasi, dan terintegrasi dalam perilaku moral semua warga negara Indonesia. Karena butir-butir yang ada di dalam Pancasila adalah sebuah keniscayaan yang baik bagi semua orang, apapun latar belakang sosial budaya, bahasa, dan berlaku juga semua agama yang ada di Indonesia. Masalahnya adalah sejauh mana pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, dan setiap orang secara individual, mau melihat kembali apa isi dari butir-butir Pancasila, menghayatinya, dan mempraktikkannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun