Mohon tunggu...
Rudi Darma
Rudi Darma Mohon Tunggu... Administrasi - pemuda senang berkarya

pemuda yang menjadi dirinya di kampung halaman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melawan Ide HTI dengan Literasi Kebangsaan

28 Agustus 2020   18:22 Diperbarui: 28 Agustus 2020   18:21 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perppu Ormas nomor 02 tahun 2017 soal pelarangan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menunjukkan bahwa pemerintah amat tegas dalam memberantas ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Pemberantasan ideologi yang tidak sejalan dengan visi negara (di Malaysia disebut ideologi menyimpang)  tidak semudah dan sesederhana yang terlihat. Secara fisik pembubaran  organisasi massa memang mudah; kantor ditutup, bank diblokir dan aparat memantar perkembangannya. Namun sebuah ideologi termasuk ideologi khilafah relative sulit terdeteksi karena itu ada di tataran ide dan tidak bisa dengan cepat terdeteksi. Apalagi pada masa kini, teknologi bisa membantu perpindahan ide itu melalui narasi dan gambar di internet.

Kita ambil contoh semisal ISIS yang melakukan kampanye narasi dan gambar sejak 2010 sampai sekitar 2015. Mereka punya ahli dan simpatisan yang sangat piawai dalam membuat konten berideologi khilafah. Sehingga tak heran melalui narasi dan meme yang mereka sebarkan, banyak simpatisan tertarik pada ideologi itu.

Dampaknya cukup besar yaitu banyak sekali simpatisan yang secara konatif (perilaku) memutuskan untuk dengan rela pergi bergabung dan berjuang bersama ISIS. Konsekwensinya tidak main-main, yaitu mereka meninggalkan pekerjaan lamanya,meninggalkan bangsanya, meninggalkan keluarga besar dan hidup dengan satu keyakinan bahwa dia akan berjuang demi Islam dan di jalan Allah. Kita lihat akibatnya sekarang, bahwa sebagian besar dari mereka terancam tidak bisa kembali ke negara asal  karena ditolak oleh negara yang bersangkutan. Mereka terancam tidak punya kewarganegaraan  alias stateless.

Apa yang bisa dilakukan melihat hal ini ? Terlebih ideologi khilafah dan para pengikutnya seakan selalu mencari cara untuk tetap eksis dan berjuang bagi keyakinan mereka meski negara telah melarangnya.

Hal yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah meningkatkan kemampuan rakyat untuk mengenali nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki seperti persatuan, guyup, gotong royong, toleransi dll. Yaitu sifat-sifat atau nilai-nilai yang sudah ada dalam masyarakat sendiri. Kita bisa mendapatkannya pada nilai-nilai Pancasila.  Sederhananya, kita harus memperkuat literasi kebangsaan bagi generasi muda kita.

Dimensi kebangsaan kita cukup unik karena modal dasar mewujudkan kebangsaan Indonesia adalah perbedaan dan bukan persamaan. Perbedaan itu berupa etnis, bahasa, budaya, warna kulit dan agama. Namun dibalik perbedaan itu kita punya latar belakang sejarah dan imajinasi masa depan yang sama. Pahitnya penjajahan yang merampas kemerdekaan diri dan kekayaan alam membuat spirit kebangsaan menjadi perekat yang amat kuat.

Karena itu hal-hal pengganggu termasuk ideologi khilafah seperti tergambar di atas bisa kita lawan karena kita punya literasi kebangsaan yang kuat. Literasi kebangsaan yang kuat mampu membuat ideologi pengganggu tidak mampu mewujudkan cita-citanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun