Mohon tunggu...
Raylis Sumitra
Raylis Sumitra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Door to Door" Keluar dari Jebakan Politik Sosmed

16 Desember 2018   15:28 Diperbarui: 16 Desember 2018   15:31 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepucuk surat Jokowi " Ayo blusukan segera... Dari Kampung-kampung... Dari Pintu ke Pintu... " penanda pembukaan et ape perjalanan kampanye Pilpres 2019. Perang darat yang dimulai di bulan Desember ini,  segera dipersiapkan.Tentu saja,  surat  ditulis tangan Presiden Jokowi sebagai penanda yang mempunyai dua makna.  Pertama, ditujukan kepada para pendukungnya.  Agar mulai bergerak menyentuh langsung akar rumput.  Kampanye kepada lingkungan terdekat.

Yang,  kedua memberikan tanda, saatnya beralihnya pola dan strategi.  Dari perang wacana di media sosial dan media massa,  menuju tahapan nyata.  Kekuataan riil kemampuan mesin politiknya dalam meraup suara dalam Pilpres mendatang.

Kekalahaan Ahok dalam Pilihan Gubernur DKI 2017. Salah satu alasannya,  para pendukungnya terlena dengan permainan sosmed.  Sementara kekuataan nyata di Lapangan.  Tidak mampu tergarap maksimal.  Alhasil,  dalam hitungan real,  Ahok harus mengalami kekalahaan.

Hasil survey yang bertebaran dimedia, ibarat pisau bermata dua.  Bisa menjadi motivasi,  pendukung Jokowi lebih optimis.  Negatifnya,  menjadikan terlena.  Karena diatas anging sudah menang.  

Kubu Prabowo tentu saja berharap, pendukung Jokowi terlena dengan isi perang sosial media.  Itu sebagai modal positif Prabowo.  Sehingga kejutan akhir akan terjadi seperti Pilgub DKI

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Ya,  alasan kedua ini. Seakan gayung bersambung dengan hujatan Prabowo kepada media massa.  Prabowo menilai media massa sudah berpihak kepada calon petahana.  Hak ini dikatakan Prabowo,  menyikapi pemberitaan aksi Reuni 212 sepekan lalu.  Dikatakan Prabowo,  supaya pendukungnya tidak percaya lagi ke media massa.  

Media massa yang salah satu fungsinya menyajikan informasi dan sebagai pilar demokrasi.  Sudah tidak berfungsi lagi.  Tentu saja pernyataan ini menjadikan polemik.  Tapi salah satu alasan sebagai pengakuan bahwa Prabowo tidak mampu lagi megusai opini dan isu di masyakat. Dan menyeruhkan masyarakat mencari informasi dari sumber berita alternatif.

Begitulah kedua kandidat memberikan sinyal kepada para pendukungnya.  Dalam etape perjalan kampanye. Kandidat memiliki metode dan gaya masing-masing. Jelas,  semuanya bertujuan untuk meraih simpati dimasyarakat.

Jokowi menyerukan lewat surat yang viral di media sosial. Untuk segera melakukan pendekatan langsung di masyarakat.  Sementara Prabowo memberikan signal kepada pendukungnya untuk tidak mempercayai media massa.

Hal itu sangat lazim dalam politik.  Namun yang harus dikedepankan adalah menghindarkan pada konflik horisontal di masyarakat.  Perbedaan pilihan harus disikapi dengan ekstrim. Polarisasi antara pro-kontra diharapkan hanya terjadi di media sosial saja.  Tidak harus terjadi di lingkungan masyarakat.

Jelas,  seruan Jokowi untuk melaukan kampanye Door to Door akan mendapat perlawan kelompok Prabowo.  Mereka akan berupaya gerakan tersebut tidak berlangsung dengan baik. Ganguan-ganguan akan dilakukan. Tidak menutup kemungkinan sentimen yang berbau SARA menjadi alat kampanye.

Menjadi rahasia umum,  apabila isu SARA salah satu objek sasaran dalam perseteruan media sosial di kampanye Pilpres ini.  Pasalnya,  isu SARA yang paling gampang disulut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun