Mohon tunggu...
Rudi Hartono
Rudi Hartono Mohon Tunggu... -

Wirausahan: Direktur Utama. PT. Anugerah Nurani Kaltim | Ketua Pemuda HANURA Kaltim | Wakil Ketua DPD Partai HANURA Kaltim |

Selanjutnya

Tutup

Politik

10 Alasan Saya Jadi Kader Militan Partai HANURA

11 April 2013   15:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:22 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Reformasi satu (1) dari solusi mengatasi krisis multidimensional Bangsa yang selama Rezim Orde Baru, Rakyat dihadapkan pada beban hutang Negara hingga Generasi dalam Kandungan pun harus menanggung Hutang Negara ratusan triliun. Kondisi ini menciptakan Krisis Moral, Krisis Birokrasi, Krisis Sosial, Krisis Kultural dan Krisis Spiritual.

Reformasi saat ini masih masa transisi, seperti sedang mencari jati diri untuk membuktikan diri sebagai solusi mengatasi persoalan Bangsa. 15 Tahun Reformasi terasa telah mati, menjadi solusi gagal yang tak terbukti. Hingga muncul gagasan progresif, Bangsa ini butuh REVOLUSI, butuh seorang Revolusioner untuk menjawab tantangan fundamental masalah Bangsa.

Namun, ditengah masa transisi demokrasi dalam mewujudkan Reformasi. Muncul sebuah HArapan NUrani RAkyat, datang dari gagasan Wiranto dan beberapa tokoh Nasional lainnya memberikan Pilihan terhadap Rakyat Indonesia dengan melahirkan sebuah Partai Politik yang dinamakan Partai HAti NUrani RAkyat mengusung Gagasan Kemandirian Bangsa dan Kesejahteraan Rakyat.

Terbesit dalam Hati saya, terlalu berani beberapa Tokoh ini membawa nama istilah HAti NUrani, yang merupakan sebuah naluri yang datang dari Allah Swt. HAti NUrani jika inkonsistensi, bukan saja Rakyat yang akan menghukum, namun Siksa Alam Kubur Kekuasaan Illahi yang akan meleburkan semua Kader HANURA dimuka bumi ini.

Kemudian ikhtiar dan logika saya mencoba untuk meraba, setidaknya ada 10 Alasan Saya Jadi Kader Militan Partai HANURA :

1. Sebuah nama "HATI NURANI RAKYAT" Rahmatanlilallamin dari Penguasa Alam Semesta untuk Rakyat yang sedang Tertindas Kemunafikan dan Keserakahan Manusia yang bertentangan dan mengingkari "Hablum Minnanas" dan "Hamblum Minnallah". Mengedepankan Hati Nurani sebagai Partai Sekuler itu sangat tidak mungkin, sekalipun Partai berideologi Islam. Selama ini "Hati Nurani" hanya menjadi slogan pepesan kosong semua Partai Politik. Namun kini bukan sekedar slogan, tapi sudah menjadi Fatsum Inti Partai HANURA.

2. Gagasan "Kemandirian Bangsa dan Kesejahteraan Rakyat". Bagi saya inilah sebenar-benarnya solusi untuk mengatasi persoalan Bangsa dengan lebih tegasnya REVOLUSI. Bangsa yang terjajah ini, tak akan mampu memberikan Kesejahteraan Rakyat jika Bangsa ini tidak Mandiri, Tidak Berdaulat atas segala potensi Sumber Daya Ekonomi untuk membangkitkan Sumber Daya Manusia. Bangsa ini butuh kepercayaan diri, Pemimpin yang Inspiratif, Tegas dan Jujur.

3. Sosok WIRANTO sebagai Tokoh Sentral Penggagas dan Pendiri Partai HANURA. Sekalipun dianggap sebagai bagian dari Rezim Orde Baru. Tokoh Kontraversial atas tuduhan HAM. Namun saya punya pandangan Rasional sendiri. Bahwa, Reformasi tidak akan bisa terwujud, jika Mahasiswa tidak berhasil menduduki Gedung MPR/DPR, keberhasilan Mahasiswa mengepung Gedung Rakyat tersebut, saya nilai karna tangan dingin seorang Panglima TNI pada saat itu yaitu WIRANTO. Saya meyakini, bisa saja dalam situasi '98 tersebut, TNI menggunakan Kekuatannya untuk membubarkan Ribuan Mahasiswa dan Rakyat. Namun resiko terbesarnya adalah akan memakan Korban Nyawa Anak Negeri sendiri dan itu bisa memunculkan Gejolak yang lebih besar serta situasi Negara akan lebih sulit dikendalikan.

4. Masih pada Sosok seorang WIRANTO. Seperti kita tahu, konstitusi kita pada saat itu mengatakan "Jika Negara dalam keadaan Darurat, maka Kendali Pemerintahan dan Keamanan di Tangan Panglima TNI ABRI". Sejalan dengan klausul tersebut, Presiden RI Soeharto pada saat itu memberikan sepucuk Surat Kekuasaan dan Kewenangan sebagai Presiden kepada Panglima TNI ABRI untuk mengendalikan Situasi Negara. Mengingat kasus yang mirip itu, kita jadi teringat "Tragedi SuperSemar" yang oleh Soeharto diterjemahkan sebagai Kudeta Konstitusional terhadap Soekarno. Bisa saja dan sangat bisa, WIRANTO melakukan hal sama sebagaimana SOEHARTO Mengkudeta SOEKARNO. Lagi-lagi WIRANTO berpikir Bijaksana dan Negarawan, bahwa memilih mengawal transisi reformasi sebagai pilihan tepat untuk menghentikan situasi Negara dalam Kondisi Darurat. Subhanallah...

5. Masih pada Sosok WIRANTO. Kita semua ingat, bagaimana tragedi Timor Timur dan Separatis GAM Aceh. Ketika BJ HABIBIE Menyatakan Memorandum di Tanah TimTim, jelas bagi Doktrim TNI ABRI itu bertentangan dengan Fatsum NKRI. Sekali lagi, keputusan Presiden pada persoalan itu menggugah kemarahan TNI ABRI dan Rakyat yang Nasionalisme. Namun apa yang dilakukan WIRANTO ? Beliau tetap tunduk atas Keputusan Presiden dan Mengawal Proses Memorandum berjalan lancar. Sekalipun itu tidak populer dimata Rakyat. Begitu juga pada persoalan ACEH, gejolak hebat di Jakarta tentu mengguncang semangat separatisme GAM, dalam situasi tersebut WIRANTO justru memerintahkan Pencabutan Daerah Operasi Militer (DOM) ACEH. Keputusan itu dianggap tidak rasional, namun waktu yang sudah menjawab, bagaimana situasi Aceh saat ini, setidaknya relatif aman, kondusif dan memulai menatap masa depannya.

6. Masih pada Sosok WIRANTO, beliau sadar bahwa mewujudkan Ide/Gagasan yang sekaligus bisa di eksekusi, maka Posisi Presidenlah penentunya. Dan jalan menuju kursi Presiden akan sangat sulit jika tanpa Partai. Dengan kesadaran itulah, mendirikan Partai sebagai aktualisasi ide/gagasan beliau wujudkan. Ketika Partai HANURA sudah berdiri menjadi peserta Pemilu dan memberikan ruang beliau untuk mencalonkan diri pada PilPres 2009 berpasangan dengan Jusuf Kalla, sekalipun posisi sebagai Cawapres. Pernyataan beliau yang menggetarkan Hati saya adalah Sumpah Beliau yang Intinya "Mengabdikan diri di Sisa Hidupnya untuk Rakyat dan Selama Jiwa Raga masih mampu, maka tak putus asa untuk menggapainya". Sebuah sumpah yang diucapkan terlihat jelas secara tulus dan semangatnya yang tak berhenti untuk mewujudkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun