"Rejeki itu seperti air, meski dibendung di satu pintu dia akan mencari celah untuk keluar lewat pintu yang lain."
Adalah temanku seperjalanan bercerita, bahwa suatu hari dia pernah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan. Kesempatan yang seharusnya menjadi rejekinya, diambil alih oleh temannya yang semestinya bukan haknya.Â
Sebenarnya dalam hati dia kecewa, namun dia belajar untuk berlapang dada. Kepada Allah dia  berkata dalam doa, bahwa dia ikhlas dengan semua yang terjadi karena bisa jadi temannya lebih membutuhkan kesempatan dan rejeki itu. Belum 15 menit dia berdoa kepada Allah, tiba- tiba ponselnya berdering.Â
Dari seberang terdengar kabar gembira bahwa dia diminta menggantikan materi narasumber suatu kegiatan yang sedang berhalangan. Hanya 2 jam sih dia mengisi, dari jam 10.00 sampai jam 12.00.Â
Tahukah kalian berapa rejeki yang diterimanya? Â 11 kali lipat dari apa yang sudah diikhlaskan untuk temannya. Subhanallah... ternyata keikhlasan itu berbuah manis sekali.
Ternyata rejeki Allah yang seperti air itu tidak hanya berlaku untuk manusia. Ceritanya kami punya kucing kan, cewek sih kucingnya. Tetangga kami juga punya kucing, cowok dan agak garang.Â
Pernah suatu ketika, kucing cewek kami yang lemah lembut itu kami kasih makanan. Baru saja mulai asyik makan, ehh..muncullah kucing jantan yang garang itu. Dengan rakus dia menguasai makanan kucing kami. Dan kucing kamipun beringsut dari makanannya.Â
Pelan- pelan dia mundur teratur. Makanan kesukaannya yang semestinya dia nikmati dengan lahap, akhirnya dia ikhlaskan untuk temannya yang rakus itu. Dengan gontai dia berjalan dan mengalihkan perhatian ke hal lainnya. Baru beberapa langkah dia berkemas, tiba- tiba terdengar suara cit cit dan gedebuk.Â
Ternyata ada tikus kecil yang masih merah jatuh tepat di depannya. Dengan sigap dia langsung menggigitnya dan membawanya lari. Akhirnya dia bisa makan siang dengan nikmat juga ha ha.. Saya hanya menyaksikannya saja sambil tertawa dalam hati.
Ternyata tidak hanya dari manusia, dari binatang kita juga bisa belajar dan mengambil hikmah. Jika diambil pelajaran dari kisah keduanya, ternyata rejeki itu seperti air. Air mempunyai sifat mengalir. Mengalir dari ketinggian menuju tempat yang lebih rendah.Â
Air juga memiliki sifat mengalir ke lubang- lubang yang ada. Ketika satu lubang ditutup, jika air sudaj dialirkan, maka akan mencari lubang yang lain untuk bisa keluar. Begitu pula rejeki manusia, jika Allah sudah mengalirkannya, maka dibendung dari manapun, rejeki akan tetap mengalir meski dari pintu yang berbeda.