Mohon tunggu...
Riski Rosalie
Riski Rosalie Mohon Tunggu... Freelancer - Listen, Keep, Write it Down

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah, Kepastian bagi Jiwa yang Gundah

1 April 2021   17:24 Diperbarui: 1 April 2021   18:16 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Paskah merupakan hari raya kebangkitan Yesus Kristus. Ini merupakan makna paskah dalam Kristen. Sedangkan dalam masyarakat Ibrani, paskah merupakan hari perayaan keluarnya bangsa Israel dari penjajahan era Firaun. Dalam artikel ini saya akan membahas paskah dalam Kristen. 

Sebagai seorang Katholik, paskah merupakan perayaan puncak Gereja Katholik, bukan Natal ataupun Jumat Agung. Paskah merupakan peristiwa besar, di mana kemenangan hidup atas kematian ditunjukan secara nyata lewat kebangkitan Yesus Kristus pada hari ketiga setelah wafat-Nya. Sebelum peristiwa sengsara. Yesus telah memberitahukan kepada para murid-Nya bahwa ia akan masuk ke alam kematian, lalu bangkit pada hari ketiga. Sama halnya ketika Yesus berkata kepada orang fasik, bahwa Ia akan meruntuhkan bait Allah dalam sekejap, lalu membangun kembali dalam sekejap pula. Yang Yesus maksud adalah peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya, Ia sebagai bait Allah yang hidup. 

Melalui Paskah, umat Kristen diteguhkan imannya bahwa Allah menjamin kematian bukanlah akhir dari perjalanan iman. Masih ada kehidupan lain setelah kematian. Paskah juga menjadi peristiwa iman yang dapat menjadi pegangan terhadap janji Tuhan kepada umat-Nya. Yesus mengalami peristiwa sengsara, wafat, serta kebangkitan, sama persis dengan apa yang telah dikatakan-Nya di dalam kitab. 

Allah menggenapi janji-Nya kepada bangsa Israel bahwa ia akan mengirimkan Mesias, Putra Allah yang Hidup. Dan Yesus Kristus menjalani peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, sesuai dengan apa yang telah diucapkan-Nya, sama seperti nubuat para nabi terdahulu tentang diri-Nya. 

Ketika saya mengalami pergunjangan batin, merasa sendiri, saya ingat lagi bahwa Allah berjanji Ia tidak akan pernah sekalipun meninggalkan umat-Nya. Saya berpegang pada janji itu, dan saya meyakini penepatan-Nya, sama seperti janji-janji terdahulu yang tak pernah Allah ingkari. 

Dari berbagai peristiwa mengerikan yang selama ini menghantui umat Kristen, termasuk yang baru terjadi di Gereja Katedral Makasar tempo hari lalu, saya berpegang pada ucapan Yesus Kristus. 

Yesus berkata bahwa umat-Nya akan menjalani jalan yang pahit karena mengikuti Ia, sedangkan dunia (anak-anak dalam kegelapan) tidak. Bahkan akan dibunuh karena nama-Nya. Namun barangsiapa membela nyawanya, ia akan kehi;angan. Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Yesus, ia akan beroleh kehidupan kekal setelah kematian. 

Secara sadar bahwa dengan saya memutuskan untuk ikut dengan Yesus, saya akan menapaki jalan yang terjal, mungkin saya akan kehilangan nyawa saya karena mengikuti-Nya, dan saya akan dihina untuk berada di jalan ini. 

Namun saya menyadari itu, karena Yesus sendiri telah memberitahukan konsekuensi bila ikut bersama-Nya. Dan saya bulat dengan jalan ini. Paskah yang merupakan perayaan puncak Gereja Katholik, memperingati kembangkitan Yesus Kristus dari alam maut, kelak akan menjadi puncak perjalanan saya juga, menjadi paskah bagi saya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun