Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa harapan hidup manusia semakin mengikat. Data empiris menunjukkan bahwa pada tahun 1912 peluang orang mencapai usia 100 tahun hanya sebesar 0,7 %. Peluang ini semakin meningkat mencapai angka hampir 20% pada tahun 1982 dan pada tahun 2011 mencapi 29,9 %.
Para ilmuwan memang ada yang secara khusus memfokuskan penelitiannya untuk mencari cara bagaimana menguak rahasia dan memperpanjang harapan hidup manusia. Dalam bidang ilmu yang khusus mendalami penuaan ini paling tidak ada 4 lompatan besar yang diperkirakan akan menjadi landasan penelitian lanjutan yang diharapkan dapat memperpanjang usia harapan hidup manusia.
Keempat penemuan itu adalah sbb:
- Memperpanjang telomer : telomer merupakan ujung dari kromosom yang berfungsi melindungi kromosom dari kehancuran ketika sel membelah
- Memperbaiki mitokondria: Mitokondria yang merupakan salah satu bagian sel terpenting dapat dimodifikasi dengan tujuan untuk mengurangi kelainan sel dan mutasi yang dapat memperlemah otot pada saat orang mengalami penuaan
- Penggunaan diet khusus. Para ilmuwan menemukan Resveratrol yang merupakan anti oksidan yang ditemukan di anggur merah dan coklat. Resveratrol ini dianggap sebagai zat anti penuaan yang ditemukan di makanan khas mediterania
- Mengganti sel yang memicu penuaan: Ditemukan sel sel yang berfungsi untuk mengurangi kanker dan penyakit ginjal. Sel ini ternyata juga berfungsi untuk memperpanjang umur tikus percobaan selama lebih dari 30% usia harapan hidupnya.
Keinginan manusia untuk berusia panjang yang tinggi memang tidak dapat dipungikiri, namun pertanyaan yang muncul adalah jika dengan perkembangan ilmu pengetahun hal ini dimungkinkan apakah kondisi biologis dan fisiologis tubuh manusia mendukung di usianya yang tua? Banyak juga orang berpendapat bahwa apa gunanya berumur panjang jika kualitas hidupnya rendah dan tidak mandiri?
Rahasia dibalik penuaan ini ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama Leonard Hayflick di era tahun 1960 an. Saat itu ilmuwan ini berhasil menemukan sel yang bertanggungjawab memicu penuaan yang diambil dari orang yang sudah berusia lanjut. Sel ini ternyata memiliki kecepatan yang lebih cepat dalam menghendikan pembelahan sel jika dibandingkan jenis sel yang sama pada orang muda.
Namun dalam perkembangannya diunggap juga bahwa sel temuan Leonard ini ternyata memiliki efek buruk bagi jaringan tubuh lainnya. Sel pemicu penuaan ini ternyata menghasilkan bahan kimia yang menyebabkan kehancuran sel yang berada di sekitarnya dan menyebabkan pembengkakan kronis yang umum dijumpai pada orang yang mengalami penuaan.
Disamping itu ternyata sistem imun tubuh kita secara teratur membersihkan sel-sel yang bertanggungjawab memicu penuaan ini. Namun dengan bertambahnya usia mekanisme ini tidak efektif lagi dalam mengendalikan sel yang bertanggung jawab memicu penuaan ini.
Saat ini para ilmuwan memfokuskan penelitian untuk menemukan cara bagaimana mengeliminasi sel yang bertanggungjawab sebagai pemicu penuaan ini dengan menciptakan obat yang dapat menyerang secara khusus sel sel ini tanpa menimbulkan efek negatif. Melalui cara ini sel sel ini akan tereliminasi sehingga paling tidak salah satu pemicu penuaan pada manusia dapat dikendalikan.
Salah satu institusi penelitian yang dianggap paling sukses dalam mengembangkan cara untuk memperlambat penuaan pada manusia adalah Mayo Clinic yang merupakan lembaga penelitian nirlaba yang beranggotakan 60.000 orang yang sebagian besar praktisi kedokteran.
Penemuan kelompok peneliti di Mayo Clinic ini dianggap sebagai lompatan besar dalam penelitian terkait penuaan dalam abad ini. Temuan ini terkait dengan apa yang dinamakan detox sel yang khusus ditujukan pada sel yang berfungsi memicu penuaan.
Penemuan ini dianggap sebagai terobosan baru dalam bidang kesehatan karena tidak saja dapat memperpanjang usia harapan hidup seseorang namun juga dapat mengurangi resiko munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan penuaan sehingga orang hidupnya lebih berkualitas di usia tuanya.
