Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Medical Marijuana

2 November 2016   05:36 Diperbarui: 2 November 2016   07:55 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : i.kinja-img.com

Mendengar kata marijuana, cannabis atau yang lebih popular dikenal sebagai ganja mungkin langsung timbul dibenak banyak orang segala sisi buruknya, bahkan marijuana dikenal sebagai “makanan setan”.

Pendapat ini sangat benar jika kita hanya melihat sisi buruk dari dampak penggunaan marijuana yang tidak pada tempatnya dan tidak terkontrol.  Tidak dapat dipungkiri juga data empiris menunjukkan bahwa banyak tindak kriminal timbul akibat seseorang mengkonsumsinya.

Di banyak negara, marijuana kini dilirik sisi positifnya yang dapat digunakan untuk tujuan positif terutama dalam dunia pengobatan.  Sebagai contoh Australia  saat ini sudah mulai melegalisasi penggunaan marijuana untuk tujuan pengobatan penyakit kronis dan akut seperti epilepsy, Alzheimer, dan kanker yang dikenal sebagai medical marijuana. (sumber

Sisi positif

Selama ini marijuana lebih dikenal sebagai pemuas kesenangan saja karena kandungan THC (tetrahydrocannabinol)  nya yang membuat seseorang serasa melayang dan mendapatkan halusinasi yang menimbulkan  kesenangan yang luar biasa.

Namun disamping zat aktif ini yang membuat marijuana disalah gunakan, ternyata berdasarkan hasil penelitian marijua mengandung ratusan zat aktif lainnya yang masuk dalam kelompok  cannabinoids  yang memiliki potensi sangat besar untuk  dimanfaatkan dalam bidang pengobatan dan kedokteran.

Potensi yang sangat besar ini terkait dengan sistem tubuh kita yang secara alami memiliki sistem yang dikenal sebagai sistem endocannabinoid yang selama ini tidak banyak diketahui. 

Tubuh kita memilki dua reseptor  endocannabinoid  yaitu CB1 yang banyak dijumpai di otak  dan CB2 yang ada dalam sistem kekebalan tubuh.  Kedua sistem ini ada dalam sistem syaraf pusat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat akitif cannabis yang dikenal sebagai CBD (cannabitol) memberikan efek posiitf untuk mengurangi frekuensi kejang kejang pada anak penderita epilepsy karena memiliki apa yang dinamakan anti-convulsant effects.

Saat ini sedang dilakukan uji coba klinis penggunaan CBD ini untuk penderita epilepsy usia dewasa. CBD diberikan dalam bentuk gel yang dioleskan pada kulit dua kali sehari.  Melalui cara ini CBD akan secara perlahan dilepas dan masuk ke dalam pembuluh darah.

Hasil penelitian ini memberikan efek positif dimana kejadian serangan epilepsy dan kejang kejang berkurang sebanyak 40%.  Walaupun telah menunjukkan hasil positif para peneliti terus melakukan penelitian terkait dengan efek negatifnya terutama yang terkait dengan keracunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun