Sebelum kita menelisik lebih dalam keragaman manusia ada baiknya mengenal terlebih dulu dua spesies manusia yang banyak mendominasi ras manusia modern yang ada saat ini, yaitu Neanderthal dan Denisovan.  Dua spesies utama yang sampai saat ini ditemukan jejaknya oleh para arkeolog dan ahli  genetik merupakan dua spesies yang memigrasi keluar dari Afrika.
Spesies Neanderthal diperkirakan meninggalkan benua Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu dan selanjutnya tinggal dan menyebar di wilayah Eropa dan Asia Barat. Sedangkan Denisovan jejaknya baru ditemukan pada tahun 2008  ketika ditemukan potongan gigi dan tulang seorang gadis muda di sebuah gua di Seberia diperkirakan berumur 40.000 tahun.
Munculnya kelompok manusia purba ketiga
Hal yang paling menarik adalah adanya overlap dari genome antara Denisovan dengan manusia modern yang saat ini menghuni Asia Timur dan orang pasifik yang saat ini tinggal Papua  dan kepulauan pasifik lainnya.  Temuan terbaru inilah membuka peluang keberadaan spesies manusia ketiga.
Temuan yang spektakuler ini dilakukan oleh para peneliti yang tergabung dalam the American Society of Human Genetics di Kanada yang menganalisis keberadaan DNA langka yang ada pada manusia modern.
Temuan terbaru ini menunjukkan bahwa sejarah manusia modern tidaklah sesederhana seperti yang disepakati selama ini yaitu  hanya berasal dari perkawinan campuran antara Neanderthal dan  Denisovan namun adanya unsur lain yang berperan, yaitu keberadaan DNA langka pada kelompok orang pasifik yang selama ini belum dikenal banyak oleh para ahli genetik.
Jejak Neanderthal dan Denisovan pada manusia modern
Hasil analisis keberadaan DNA manusia purba Neanderthal dan Denisovan pada manusia modern sangat menarik untuk dianalisa.
Bangsa Eropa dan juga China  masih memiliki sekitar 2,6% DNA Neanderthal, namun demikian bangsa Eropa ternyata tidak memiliki jejak nenek moyang Denisovan.  Sedangkan orang China memiliki DNA Denisovan yang sangat kecil, yaitu hanya 0,1% saja.