Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayam Millennial

13 Desember 2018   08:46 Diperbarui: 13 Desember 2018   09:15 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang di muka bumi ini tentunya kenal dengan ayam  bahkan bagi sebagian orang mungkin ayam tidak dapat lagi lepas dari kehidupan keseharian manusia terutama jika menyangkut fungsinya sebagai bahan makanan.

Di Indonesia pun ayam sangat erat dengan budaya masyarakat dan juga budaya kuliner yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan daging sapi ataupun daging kambing. Saking populernya ayam, mungkin tidak ada satupun dari kita yang dapat menyebutkan dengan pasti berapa jumlah jenis makanan ayam yang popular saat ini.

Dalam hal dunia perayaman,  Indonesia harus berbangga karena nenek moyang ayam modern  yang ada saat ini di dunia berasal dari Indonesia tepatnya dari pulau Sumatera, Jawa dan Bali.

Ayam modern yang ada saat ini merupakan hasil domestikasi  dari ayam hutan merah red jungle fowl.  Proses domestikasi ini dimulai sekitar 8.000 tahun yang lalu dan menghasilkan ayam yang ada di dunia saat ini termasuk ayam kampung dan ayam pedaging dan petelur.

Revolusi Ayam  terjadi di era tahun 1950 an ketika berhasil dihasilkan jenis ayam pedaging yang  bobotnya lebih besar dan ayam petelur yang menghasilkan telur.  Dengan jenis baru ini dapat dikatakan ayam broiler dan layer komersil saat ini bagaikan pabrik biologis penghasil daging dan telur untuk memenuhi kebutuhan daging dan telur.

Bukan hanya ayam modern memiliki tubuh yang lebih besar dan bertelur lebih banyak, namun juga umur mencapai dewasa kelainnya semakin cepat sehingga dapat dipanen dan dijual daging dan telurnya dalam waktu sangat singkat.

Dalam kurun waktu 5 sampai 7 minggu saja ayam broiler komersil sudah dapat dipotong.  Coba bandingkan dengan ayam kampung yang masih memiliki kedekatan genetik dengan nenek moyangnya ayam hutan merah yang mencapai bobot potong hampir 1 tahun.

Revolusi genetik ayam ini tidak saja berdampak pada ayamnya  yang menghasilkan jenis ayam modern yang sangat berbeda dengan nenek moyangnya namun juga pada gaya hidup manusia yang kini sangat tergantung pada ayam.

Data empiris menunjukkan betapa dasyatnya dampak revolusi ayam ini. Pada tahun 2014 saja misalnya jumlah ayam yang dipotong di seluruh dunia mencapai 65,8 milyar ekor.  Jumlah ini jauh sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah babi yang dipotong pada tahun yang sama  yaitu hanya sekitar 1,5 milyar ekor dan sapi hanya 0,3 milyar ekor.

Revolusi ayam juga mengubah gaya hidup dan ekonomi dunia dengan adanya sekitar 25.500 waralaba berkala internasional yang menjual produk ayam ini.

Jika kita lihat rentang waktunya revolusi ayam  yang hanya memakan waktu sekitar 8000 tahun ini dapat dikatakan sangat singkat, karena revolusi yang sebenarnya biasanya memerlukan waktu ribuan tahun dan bahkan ada yang memerlukan  jutaan tahun. Ayam hutan kini sudah menjelma menjadi ayam millennial  yang pembawaan dan tingkah lakunya sama sekali berbeda.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun