Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia menjadi momentum penuh kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Di berbagai pelosok tanah air, masyarakat merayakannya dengan cara khas masing-masing. Begitu pula di RW.002, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, yang tahun ini menggelar rangkaian acara peringatan kemerdekaan bersama Mahasiswa KKN UNUSIA Kelompok 3--Sanubari, Â dan masyarakat setempat. Perayaan ini tidak hanya menghadirkan rasa syukur atas kemerdekaan, tetapi juga membangkitkan kembali kenangan masa kecil melalui permainan tradisional.
Kegiatan dimulai pada pagi hari dengan Upacara Bendera yang berlangsung khidmat di lapangan desa. Mahasiswa KKN bertugas sebagai petugas upacara, mulai dari pengibar bendera hingga pembawa teks proklamasi, sementara peserta terdiri dari para santri, siswa sekolah dasar hingga menengah, serta masyarakat umum.
Bertindak sebagai pembina upacara adalah Ketua RW 002, H. Tajudin. Dalam amanatnya, beliau menekankan bahwa peringatan Hari Kemerdekaan harus dimaknai lebih dari sekadar seremonial tahunan. "Seperti pesan Gubernur Jawa Barat, Bapak Dedi Mulyadi, kita hidup di tengah perkembangan teknologi yang luar biasa. Namun, jangan sampai kita melupakan jati diri bangsa. Salah satunya dengan melestarikan permainan tradisional yang penuh nilai kebersamaan, kejujuran, dan sportivitas. Inilah warisan budaya yang harus terus kita tanamkan pada generasi muda," ujarnya dengan tegas.
Suasana upacara semakin terasa khidmat ketika bendera merah putih berkibar gagah diiringi lantunan lagu kebangsaan. Wajah-wajah peserta memancarkan kebanggaan sebagai anak bangsa yang menikmati hasil perjuangan para pahlawan.
Selepas upacara, suasana berubah menjadi penuh semarak. Lapangan desa yang semula hening dipenuhi keceriaan, gelak tawa, dan sorak-sorai masyarakat. Panitia yang terdiri dari mahasiswa KKN dan pemuda karang taruna telah menyiapkan berbagai perlombaan tradisional yang dapat diikuti oleh seluruh kalangan.
Perlombaan dimulai dari anak-anak PAUD yang mengikuti lomba mewarnai. Dengan krayon warna-warni, mereka menuangkan imajinasi sambil belajar mengenal simbol-simbol kebangsaan. Lalu berlanjut ke anak-anak sekolah dasar yang antusias mengikuti lomba kelereng dan bakiak. Tidak kalah seru, remaja SMP dan SMA berlomba galah asin serta tarik tambang yang menguras tenaga sekaligus menuntut strategi.
Kemeriahan semakin terasa ketika bapak-bapak ikut turun gelanggang dalam lomba tarik tambang, sementara ibu-ibu tak kalah bersemangat. Sorakan penonton menggema, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat. Permainan sederhana ini berhasil menyatukan masyarakat lintas usia dalam kebahagiaan yang sama. Kegiatan  ditutup dengan pentas seni dari masyarakat  setempat  dan pembagian hadiah
Menurut Alfina, mahasiswa KKN UNUSIA dari Program Studi Ilmu Hukum, kegiatan ini bukan hanya sarana hiburan, melainkan juga sarana pendidikan. "Kami ingin menumbuhkan rasa nasionalisme melalui permainan tradisional. Generasi muda perlu mengenal bahwa sebelum era gawai dan internet, masyarakat Indonesia punya permainan yang mendidik kerja sama, sportivitas, dan kebersamaan. Melalui lomba ini, kami juga ingin berkontribusi nyata bagi masyarakat  RW 002, Desa Cipelang," ungkapnya.