Mohon tunggu...
roy paty
roy paty Mohon Tunggu... -

Pekerja usaha mandiri, peduli pada masalah sosial, tinggal di Ambon Maniseee...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Papua, Arena Sumbu Pendek

24 Februari 2012   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:15 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13300559681274567936

[caption id="attachment_164797" align="aligncenter" width="532" caption="Pemetaan suku-suku di Papua oleh Uncen dan BPS"][/caption]

Kerusuhan massa yang melibatkan suku dari kelompok yang bertikai makin marak terjadi di Tanah Papua. Kejadian paling menonjol terjadi bulan Juli tahun lalu, yang dikenal sebagai insiden Ilaga. Insiden yang berawal dari bentrok antar dua kubu pendukung calon bupati Puncak, yaitu antara Simon Alom dengan kubu Elvis Tabuni itu ternyata tidak mampu diredakan saat itu juga kendati sudah ada korban puluhan orang tewas. Insiden itu meletus lagi pada Januari 2012 yang lalu dengan korban tiga orang tewas.

Masih terkait Pemilukada, di wilayah Pegunungan Papua, tepatnya di Kabupaten Tolokara, pada 14 hingga 18 Februari 2012 terjadi bentrokan antar dua kubu pendukung calon Bupati. Bentrokan itu menyebabkan 11 orang meninggal dunia, lebih dari 200 korban luka, 122 rumah terbakar, dan beberapa kantor rusak, yaitu sekretariat Golkar, Posko Partai Demokrat, Kantor Distrik serta Kantor Statistik (BPS). Demikian keterangan resmi Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Saud Usman Nasution dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin 20 Februari 2012.

http://nasional.vivanews.com/news/read/289991-pasca-bentrok-berdarah--tolikara-kondusif

Kasus paling akhir terjadi Rabu(22/2/2012) di Kota Wamena, dua kelompok massa saling serang. Pemicunya salah seorang warga tidak membayar jasa ojek yang mengantarnya ke Pasar Sinakma. Tukang ojek marah dan memukulnya.

Penumpang ojek itu kemudian pulang ke kampungnya, dan tidak berapa lama kembali ke Pasar Sinakma bersama ratusan warga. Mereka kemudian menyerang warga disekitar pasar. Akibatnya terjadi saling serang. Ratusan warga itu menyerang orang disekitar pasar dengan peralatan parang dan panah, sehingga kerusuhan pecah.

Tidak jauh dari lokasi kerusuhan ada perumahan anggota Kodim Wamena. Melihat kerusuhan, sejumlah anggota Kodim turun untuk menghentikan kerusuhan. Namun sial, malah mereka yang menjadi sasaran penyerangan. Satu anggota Kodim Wamena tewas, atas nama Serma Bambang, kepalanya di bacok, sedangkan Serka Andi terkena lemparan batu. http://zonadamai.wordpress.com/2012/02/23/hanya-karena-urusan-ojek-wamena-rusuh/

Arena Sumbu Pendek

Kasus-kasus di atas memang tidak pernah berdiri sendiri. Ia selalu berkelindan dengan persoalan lain, utamanya masalah ketimpangan sosial dan persoalan politik yang sudah sekian lama terendap dalam nurani keadilan masyarakat di daerah itu. Mungkin kita telah lalai “membaca pesan” yang disampaikan secara ekstrim melalui bentrokan demi bentrokan yang terjadi belakangan ini. Dalam kaitannya dengan Pemilukada, otoritas Pemerintah agar mengontrol secara ketat pelaksanaan proses demokrasi di wilayah-wilayah potensial konflik. Jangan sampai para kandidat kepala daerah demi ambisi politiknya bermain mata dengan petugas (KPUD dan Panwasda). Praktik-praktik ketidak adilan seperti ini jika tidak ditangani sampai tunttas, bisa terjadi pemupukan potensi konflik baru, ibarat “menabung” bom waktu. Demikianpun dalam insiden Wamena beberapa hari lalu. Mungkin saja ketidak adilan sosial itu nampak dalam pemberian kemudahan (fasilitas usaha) kepada kelompok tertentu yang menimbulkan kecemburuan sosial bagi kelompok lain. Maka sedikit saja ada pemicu, bentrokan dengan mudah meletus. Semoga insiden-insiden ini menjadi pembelajaran bersama, khususnya bagi para pengambil kebijakan di Republik ini. Penegakan hukum secara konsekuen dan adil adalah solusi daruratnya. Semua yang terlibat dan dinilai telah melanggar hukum agar diberikan ganjaran yang setimpal, sembari membenahi kebijakan-kebijakan yang dinilai dapat menjadi pemicu bentrokan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun