Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Guru, Tanpa Perjuangan Menjadikan Anak Gampangan

17 April 2018   14:25 Diperbarui: 17 April 2018   14:35 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukanlah suatu kebetulan memutuskan untuk menginap di hotel dengan salah satu tujuan supaya bisa berenang menggunakan fasilitas kolam yang tersedia, karena setelah kami lakukan penghitungan jauh lebih menguntungkan berenang di hotel daripada berenang di kolam renang pada umumnya. Saat ini dari beberapa kolam renang yang ada di Kota Surabaya yang ramah bagi balita, harga tiket masuknya kurang ramah bagi kantong sebagian kalangan masyarakat. 

Dari pertimbangan ini, maka sangat tepat bila memutuskan untuk menginap di hotel dengan salah satu tujuannya untuk berenang---apalagi bila konsep kolam yang disajikan berupa Infinity Pool atau Sky Pool yaitu kolam renang yang seolah tanpa batas dan terletak di lantai atas dengan pemandangan kota dan udara yang segar. 

Biaya yang harus dikeluarkan untuk menginap di hotel tak jauh berbeda dengan biaya untuk membeli tiket masuk di beberapa kolam renang yang ada di Kota Surabaya (karena harga tiket masuk harus dikalikan dengan jumlah pengantar), sementara itu keuntungan yang didapatkan dengan menginap di hotel jauh lebih banyak, selain bisa berenang sepuasnya meski berlainan hari, saat di hotel pun banyak fasilitas lain yang bisa dinikmati, salah satunya adalah menu sarapan pagi yang tersedia dalam berbagai pilihan yang semuanya bisa kita makan dan minum sepuasnya.

Bukanlah suatu kebetulan pula, saat kami usai berenang pada tanggal 14 April 2018 yang lalu di dalam satu kamar hotel yang telah kami booking (selengkapnya: https://goo.gl/wNg8Gh), saya membuka sebuah pesan dalam WhatsApp Messenger yang menginformasikan bahwa pengumuman kelulusan sertifikasi guru untuk peserta Ujian Tulis Nasional (UTN) Ulang Periode Pertama bagi Peserta PLPG Tahun 2017 sudah dapat dilihat pada alamat website tertentu, dan saya pun bergegas menuju pada alamat website yang telah disebutkan. Setelah memasukan nomor peserta dan tanggal lahir, satu huruf dan satu kata yang menggembirakan yang terlihat oleh kami, UTN Ulang Periode Pertama yang telah saya ikuti pada tanggal 4 Februari 2018 dinyatakan hasilnya dengan satu huruf yang menggembirakan yaitu L, dan satu kata yang menggembirakan yaitu Lulus.

Pada akhirnya, saya bisa meraih kelulusan sertifikasi guru, setelah sebelumnya untuk Ujian Tulis Nasional (UTN) yang saya ikuti sehari seusai berakhirnya Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) pada tanggal 8 November 2017 (selengkapnya: https://goo.gl/h5Vxn6) dinyatakan hasilnya dengan dua huruf  yaitu TL, dan dua kata yaitu Tidak Lulus. Dari hasil kelulusan tersebut, sebenarnya yang menggembirakan bagi saya pribadi bukanlah kabar kelulusannya itu sendiri, melainkan proses menguji diri yang telah saya lalui akhirnya berbuah manis. 

Semenjak saya dinyatakan Tidak Lulus melalui pengumuman yang saya ketahui tepat pada awal tahun baru (1/1/2018), saya segera menguji diri saya dengan mencetak semua modul PLPG Tahun 2017 untuk dipelajari, karena sebelumnya modul PLPG tak pernah saya sentuh sama sekali pada saat momen belajar mandiri selama tiga bulan sebelum berlangsungnya PLPG. Tak disentuhnya modul PLPG kala itu sangatlah beralasan, karena saya sedang dikejar untuk segera menyelesaikan tesis apabila menginginkan studi lanjut saya berakhir tepat waktu. 

Bahkan, sebenarnya kala itu saya sudah berniat untuk tidak mengikuti PLPG Tahun 2017 hanya supaya pengerjaan tesis segera terselesaikan, namun karena mendengar kabar bahwa sertifikasi guru dengan Pola PLPG merupakan tahun yang terakhir diselenggarakan, maka saya mengambil kesempatan tersebut dengan segala konsekuensinya---hari pertama berlangsungnya PLPG pun berbenturan dengan hari saya mengikuti wisuda: https://goo.gl/ZMskU9.

Selama satu bulan penuh, saya selalu menyediakan waktu untuk membaca modul PLPG yang memuat dua kompetensi dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai bidang yang digeluti yaitu (1) Kompetensi Pedagogik dan (2) Kompetensi Profesional. 

Saya sengaja mencetak semua modul PLPG pada lembaran-lembaran kertas yang dibukukan dengan sangat tebal, supaya bisa mendisiplinkan diri dengan fokus pada bacaan yang sedang saya hadapi, karena tak dipungkiri saat membaca melalui laptop (yang terkoneksi dengan internet) maupun telepon seluler, benak ini sering berpetualang tanpa batas, semisal dari yang awalnya membaca tema pendidikan, saat terpikir sesuatu yang terkait dengan bacaan yang sedang dibaca, seketika itu pula tema pendidikan bisa berubah menjadi tema politik---di sini mungkin lemahnya membaca bacaan dalam format paperless, dibandingkan membaca bacaan secara konvesional dengan menggunakan buku. 

Selama satu bulan penuh, dalam banyak kesempatan, seusai mengajar dan saat malam hari, saya menyediakan waktu berjam-jam untuk menghabiskan lembar demi lembar hingga lembaran yang terakhir.

Pengumuman kelulusan sertifikasi guru yang saya ketahui saat sedang berada dalam momen membentuk cerita kehidupan melalui sebuah kenangan bersama dengan Elfrita Santy dan sang buah hati kami (selengkapnya: https://goo.gl/wNg8Gh) bukanlah sebuah kebetulan, pengumuman kelulusan ini memberikan sebuah refleksi tersendiri bagi kami tentang kehidupan, terlebih saat ini kami telah menjadi orang tua bagi sang buah hati. Kelulusan sertifikasi guru yang saya peroleh datangnya dari sebuah proses perjuangan, bukan sekadar berpangku tangan menanti terjadinya sebuah keajaiban---sebagai catatan tambahan, UTN Ulang untuk kelulusan sertifikasi guru dilaksanakan sebanyak empat periode selama dua tahun, saat peserta belum lulus pada UTN Ulang pada periode yang pertama, enam bulan berikutnya masih mendapatkan kesempatan mengikuti UTN Ulang periode yang berikutnya, hingga kesempatan mengikuti UTN Ulang pada periode yang keempat yang sangat besar kemungkinannya bisa dinyatakan lulus, akan tetapi bisa dibayangkan bukan bagaimana perasaan yang dimiliki apabila tak kunjung lulus. Begitu pula kami sebagai orang tua, haruslah mengajarkan kepada sang buah hati tentang pentingnya sebuah perjuangan, mendisiplinkannya dalam setiap perjuangan, serta membesarkannya dalam setiap didikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun