Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 127)

13 Juli 2021   04:25 Diperbarui: 13 Juli 2021   04:28 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berfoto dipinggor pantai Wollongong (dok pribadi)

Pantai Wollongong.

Seperti yang sudah pernah saya sampaikan , untuk mengisi waktu dengan hal hal yang bermanfaat, setiap hari kami berkeliling kota Wollongong.

Menikmati pemandangan  yang indah sambil menghirup udara segar.Dari pada bermenung dirumah kami senang berkendaraan keliling kota. Begitu juga pagi ini kami keliling dan singgah ditepi pantai Wollongong yang berjarak kira kira 15 menit berkendaraan dari tempat kami tinggal.

Pantai Wollongong yang indah dan terkenal dengan mercusuarnya yang masih berfungsi. 

Setiap kapal dan perahu melayan akan memanfaatkan mercusuar ini apalagi ketika ada kabut sangat dibutuhkan Memandang keindahan Pantai Wollongong yang merupakan lukisan alam membuat kami bersyukur sudah menikmati keindahan ini Keindahan yang seperti taman  firdaus,walaupun belum pernah menyaksikan Taman Firdaus yang sesungguhnya. 

pantai wollongong (dok pribadi)
pantai wollongong (dok pribadi)

Cafe  yang berjejer

Disekitar pantai tampak cafe berjejer menanti kedatangan tamu untuk minum dan sarapan pagi .Bagi yang belum sempat makan pagi bisa masuk cafe karena harganya relatif murah . 

Secangkir cofee atau Capucino ditambah roti dengan keju dan telur 7,5 dolar.Tapi bagi kami lebih baik bawa persiapan dari rumah ,satu termos kapucino dengan dua kotak nasi goreng ala Indonesia sudah mengenyangkan perut dipagi yang sejuk ini.

Berfoto dijembatan dipinggir laut Wollogong(dok pribadi)
Berfoto dijembatan dipinggir laut Wollogong(dok pribadi)

Mercu suar

Dari tempat kami duduk tampak mercu suar yang masih berfungsi,yaitu satu satunya mercu suar yang bekerja disini.Mercu suar ini merupakan petunjuk arah bagi kapal kapal,nelayan dan pemancing ikan sebagai pedoman arah yang benar.Sepanjang jalan tampak bersih dan apik tak ada sampah berserakan .

Dari kejauhan terlihat sebuah truk sedang membersihkan pasir putih ditepi laut yang terhampar dari dedaunan yang terbang tertiup angin yang kencang.

Jalanan ditepi pantai yang bersih dan apik (dok pribadi)
Jalanan ditepi pantai yang bersih dan apik (dok pribadi)

Lamunan Yang terjadi

Sambil menikmati secangkir capucino yang dibawa dari rumah saya melamun, seandainya di negeri kita juga bisa seperti di sini menjaga kebersihan dan keindahan.

Kita banyak punya laut dan yang penting kebersihan karena bila tidak keindahan tidak didukung oleh kebersihan dan keramahan tidak akan menarik wisatawan.

Semoga kita juga  bisa menjual keindahan negeri kita kepada turis mancanegara, dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan .

Kesimpulan:

Keramahan penduduk membuat kami betah Karena dimanapun kita pergi selalu disapa dengan ramah biarpun belum kenal.Keindahan dan kebersihan ini menarik wisata untuk mau datang berkunjung kepantai Wollongong.Kami bersyukur bisa menikmati semua dengan penuh kegembiraan. 

Satu lagi bukti bahwa untuk menghadirkan keceriaan dalam diri tidak perlu harus menghamburkan biaya .Dengan cara sangat sederhana setiap orang dapat meraihnya  yakni  menjalani hidup dengan penuh rasa syukur. 

13 Juli 2021.

Salam saya,

Roselina.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun