Menuai Apa Yang Kami Tabur (seri 89 )

Suatu sore cucu pertama kami yang bernama Kevin  dengan isterinya Astrid,  mengajak kami untuk makan malam diluar. Tentu saja  kami terima dengan  senang hati  Jam 4 sore kami sudah berangkat dari rumah menuju restoran dimana kami melalui Elisabeth Quay . Karena masih sore restoran belum buka ,maka kami mampir dulu di Elisabeth Quay .

elisabeth-quay-8-60a1cc17d541df5264451f62.jpg

Air mancur sekeliling Bell Tower(dok pribadi)

Kalau kita mempunyai jam Gadang di Bukittinggi,menara Pissa di Italia,Menara  Eiffel Tower di Perancis,di Perth Bell Tower yang berlokasi di Barrak Square ,dipinggiran Swan River. 

elisabeth-quay-10-60a2688dd541df66dd7c09b2.png

Berdiri didepan Lokasi Elisabeth Quay (dok pribadi)

Air Mancur

elisabeth-quay-9-60a1cdcfd541df6abc6e2dd2.jpg

Pakir mobil disudut pepohonan yang rimbun dengan biaya 4,5 dolar per jam(dok pribadi)

Air mancur disekitar bell tower menambah indahnya pandangan mata kita. Dan terlihat ferry yang ditambat dengan latar belakang Swan River.Kami melintas diatas fly over atau jembatan gantung yang melintas diatas air.Angin berembus sangat kuat membuat kita menggigil kedinginan .

elisabeth-quay-11-60a1cac0d541df79821268d2.png

Berfoto diatas fly over (dok pribadi)

Kesimpulan:

Sesungguhnya kita juga punya Pantai Mutiara Kapuk di Jakarta, yang mungkin dapat dikelolah agar dapat dinikmati khalayak ramai. Serta sekaligus dapat menjadi salah satu destinasi wisata. 

Kami bersyukur sudah bisa mengunjungi berbagai keindahan di dunia yang mungkin tidak banyak orang bisa mengunjunginya Mengisi waktu luang dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata, sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami berdua.