Berfoto dengan staf apartemen di Jakarta (dok pribadi)
Usaha di Jakarta
Kami buka toko Stationery dan menjadi Supplier untuk salah satu perusahaan  besar di Cikarang .Dengan mengisi berbagai keperluan yang dibutuhkan perusahaan, seperti misalnya mesin foto copy  ,Handy Talky dan segala kebutuhan perkantoran lainnya . Order yang kami terima cukup besar, sehingga penghasilan setiap bulan lumayan . Tapi belakangan terjadi pergantian kepala bagian pembelian,yang mengharuskan kami mengikuti permainan untuk memblow up harga barang yang kami supplai . Dan dengan tegas kami tolak. Ketika mendapat ultimatum :" Take it or leave it",maka  kami  memutuskan mengundurkan diri sebagai pemasok kebutuhan perusahaan tersebut. Karena sejak awal kami sudah berprinsip tidak akan pernah ikut permainan kumuh ,walaupun mungkin merupakan jalan pintas untuk  memperkaya diri.
Ternyata hidup tidak selalu sesuai harapan
Setelah memutuskan kontrak kerja sama dengan perusahaan di Cikarang, karyawan kami tidak pernah datang lagi ke toko Baru tahu bahwa kami ditipu oleh karyawan kami  dalam jumlah yang lumayan besar. Kata peribahasa:"Jangan sampai orang tua kehilangan tongkat dua kali",tapi yang terjadi pada kami adalah kebobolan berkali kali.
Alih Profesi
Hidup di Jakarta dengan duduk bengong tanpa jadwal kegiatan tentu saja bukan cara hidup yang baik. Maka kami mulai alih profesi Â
Yakni bergabung dengan perusahaan MLM - Multi Level Marketing diperusahaan sepupu suami yang dipimpin oleh  bu Dewi. Tapi walaupun suasana perkerjaan cukup menyenangkan, karena hubungan baik dengan bu Dewi, namun dari segi penghasilan jauh dari menjanjikan
Lagi lagi Alih ProfesiÂ
 Suatu waktu  bertemu dengan pak Anjoyo Supervisor AIG Lippo  dia mengajak saya untuk bergabung  ,tapi suami tidak setuju saya bergabung dengan perusahaan assuransi manapun  Tapi setelah saya merundingkan dengan suami untuk memberi kesempatan saya berkarir ,akhirnya suami mengizinkan untuk bergabung .