Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obral Nasihat pada Mantu? Bukan Zamannya Lagi

17 Desember 2019   03:36 Diperbarui: 17 Desember 2019   03:46 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://www.alamy.com/stock-photo-mother-and-daughter-arguing

Bisa Merusak Keharmonisan Keluarga Anak

Sifat latah yang susah dihindari oleh para orang tua,adalah merasa sok sudah berpengalaman. Mungkin mengikuti trend filosofi: "Kelebihan orang tua yang tidak dimiliki orang muda adalah bahwa orang tua,sudah pernah muda, sedangkan orang muda belum pernah menjadi tua".

Memang hal ini adalah fakta aktual yang tak terbantahkan, tapi bukanlah alasan bagi para orang tua,untuk mengobral nasihat pada anak yang sudah berkeluarga.

Karena,yang namanya anak,bila sudah dewasa,apalagi sudah berkeluarga,sudah mampu untuk hidup mandiri. Jadi sebagai orang tua,alangkah eloknya,bila kita membuang sifat nyinyir,dari mulai memberi nasihat tentang pakaian yang enak dipakai mantu perempuan, masakan yang kurang garam atau terlalu asin dan seterusnya.

Karena bilamana hal ini terus berlanjut,maka akan merupakan pemicu terjadinya perang dingin, bahkan bukan tidak mungkin terjadi pertengkaran dengan suaminya, yakni anak kita. 

Kebiasaan Zaman Dulu Yang Latah Ditiru Hingga Zaman Milleneal

Kebiasaan mertua perempuan selalu banyak memberi nasihat pada mantu perempuan, yang dianggap perlu diketahui mantu tentang keadaan mereka Karena dulu anak laki laki kalau sudah nikah tinggal bersama orang tuanya. Anak perempuan ikut suami mereka tinggal dirumah mertua dan mau tak mau harus patuh semua aturan dalam keluarga sang suami.

Karena yang dituakan adalah orang tua suami,maka sang mertua ibu dari suami merasa dia perlu menasihati mantunya mana yang boleh, mana yang tidak dan mana yang pantas dikenakan oleh menantu dan sebagainya. Biasanya Sang mantu menurut saja semua peraturan yang dibuat sang mertua.

Mungkin karena takut di ceraikan oleh suaminya, karena melawan wanita yang telah melahirkannya, Dan karena pada umumnya,wanita di zaman dulu,sungguh sungguh posisinya adalah: "Ikut Suami"dan tidak tahu, mau kemana bilamana terjadi diceraikan oleh suami atas perintah ibunya.

Zaman Sudah Berubah

Perubahan zaman,diikuti secara nyata oleh perubahan status wanita sebagai isteri  pada KTP,bukan lagi: "Ikut Suami" ,melainkan :"Ibu Rumah Tangga" Anak laki laki kalau sudah nikah tidak lagi harus tinggal bersama orang tuanya karena sudah  bisa tinggal dirumah yang dibangunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun