Pertemuan kami yang pertama kalinya adalah ketika hari pertama saya menginjakan kaki di SMA Don Bosco Padang. Sejak pertemuan pertama, semakin hari kami menjadi semakin akrab,walaupun kelas kami berbeda ,bahkan jurusannya juga berbeda.Akan tetapi cinta bisa bersemi diatas segala perbedaaan.
Pada masa itu, cinta antara anak sma dikatakan "cinta monyet" yang mudah datang dan mudah berakhir. Tapi kami berdua membuktikan dari hari kehari bahwa cinta kami bukanlah cinta monyet. Hubungan kami berlangsung dari hari kehari dan tahun ketahun. Bahkan kelak ketika sudah lulus sma, kami melanjutkan studi di IKIP Padang,dengan jurusan yang berbeda.
Kemudian pada tanggal 2  januari 1965 adalah hari  pernikahan kami ,dimana kami memulai hidup baru. Usai pernikahan, kami langsung  meninggalkan  kota Padang dan pindah  ke Medan. Menumpang dirumah tante kami  yang berlokasi di Jalan Gandhi no 37 F Medan.
Akibat kegagalan dalam usaha di Medan, maka sejak saat itu, tahun demi tahun, kami lalui dengan penuh keprihatinan. Hingga putra pertama kami  lahir pada tanggal 14 Juni, 1966 yang kami beri nama Irmansyah Effendi, nasib kami masih belum menampakan perubahan.Â
Bahkan  ketika anak kami berulang tahun dan minta dibelikan kue ulang tahun dikarenakan kehidupan kami sedang berada dititik nol, sehingga untuk membeli kue kami tidak punya uang, Maka saya hanya bisa membuat kue dari gabus bekas dan menyalakan sepotong lilin bekas untuk  merayakan ulang tahun anak kami.
Mengatasi Beda Pendapat Diawal Pernikahan
Pada waktu mulai berkeluarga, pada awalnya saya sempat kaget karena harus meninggakan semua kebiasaan saya sebelum menikah. Misalnya kerumah saudara dan teman teman. Tapi sejak menikah, ternyata suami tidak suka saya kemana mana sendiri, walaupun hanya kerumah teman teman dan saudara.Â
Pada awalnya, tentu saja saya merasa kebebasan saya menjadi sangat terbatas. Tapi setelah memperhatikan bahwa suami saya juga menghentikan kegiatan sebelum kami menikah, seperti hobi mancing dan menembak  dan lain lainnya, saya  dapat memahami maksudnya. Yakni setelah menikah maka kami berdua sudah harus menghentikan kebiasaan sebelum menikah. Butuh waktu hingga kami dapat sungguh sungguh saling mengerti dan memahami,demi untuk keharmonisan rumah tangga kami.
7 Tahun Kemudian Nasib Kami Berubah
Setelah kerja keras siang dan malam, kami bersyukur, akhirnya setelah menjalani kehidupan yang sarat dengan berbagai kepahitan hidup, nasib kami berubah. Sehingga ketika anak kedua lahir pada tanggal 28 Desember,1973 kehidupan kami sudah berubah. Begitu juga ketika putri kami lahir 18 Agustus 1976Â