Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kerja di Perusahaan Asuransi Penuh Tantangan

22 September 2017   08:31 Diperbarui: 22 September 2017   08:43 2872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun di Indonesia terjadi penambahan jumlah angka pengangguran,yang berasal dari sarjana sarjana yang baru lulus.Hal ini terus berulang ,setiap kali universitas selesai menyelenggarakan acara wisuda bagi mereka yang lulus sarjana. Akan tetapi hanya sebagian dari mereka yang mendapatkan pekerjaan,sementara yang lainnya menganggur. 

Berbagai Keluhan

Hal ini menimbulkan berbagai keluhan dan perdebatan tentang siapa yang salah. Ada yang menyalahkan sistiim pendidikan ,yang tidak mempersiapkan para lulusan sarjana ini menjadi tenaga yang siap kerja. Tidak kurang yang menyalahkan pihak perusahaan nasional yang lebih mengutamakan lulusan tenaga kerja asing daripada tenaga kerja nasional sendiri. Mereka lebih mengutamakan tenaga asing, walaupun resikonya harus membayar mahal, karena sudah merupakan tenaga kerja siap pakai. Hal ini berlangsung dari tahun ketahun,tanpa ada solusinya, sehingga setiap tahun terjadi penambahan jumlah sarjana yang menganggur. Sesungguhnya ada begitu banyak lapangan pekerjaan ,salah satunya adalah di perusahaan asuransi. Akan perusahaan asuransi ,hanya memperkerjakan beberapa orang tenaga administrasi,sedangkan yang lainnya,merupakan karyawan lepas. Tetapi sebagai Pekerja lepas,artinya penghasilan tergantung pada usaha dan keberhasilan masing masng, 

Bergabung di Perusahaan Asuransi dan Tantangannya

Setiap orang bekerja mendapatkan imbalan hasil kerjanya masing-masing,sebagian dari hasil gaji yang diterima ataupun fee yang mereka dapat dari usahanya.Berbeda betul dengan para pekerja lepas dari perusahaan asuransi. Yang sama sekali tidak digaji dan dikenal dengan jabatan: Sales.Financial Consultant.Superviser dan Unit Manager. Mereka bukan karyawan Assuransi, di mana pekerja asuransi ini mencari nafkah dan mendapatkan penghasilan dari usaha mereka,menjual produk asuransi. Tapi bila gagal ,maka meskipun sudah bekerja mati-matian tidak akan mendapat apa-apa. Inilah merupakan salah satu tantangan yang ditakuti banyak orang.

Disini dibutuhan keuletan dari pekerja, keyakinan akan  produk yang mereka tawarkan, karena semua ini mempengaruhi nasabah. Karena bila mereka sendiri kurang yakin akan produk yang mereka tawarkan. mana mungkin nasabah akan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan..

Hasil yang berlipat ganda

Bekerja sebagai karyawan lepas,memang penuh dengan tantangan berat. Bila berhasil, akan mendapatkan hasil yang berlipat ganda dibandingkan dari hasil kalau meeka bekerja dikantor. Dan bila tekun dan berhasil, sesudah bekerja 8 tahun, berhak  mendapatkan pensiun dari hasil kerja keras selama ini. Dan berhak  menerima hasil usahanya selama ini dengan persentasi tertentu tiap bulannya.

Pengalaman Diri Sendiri

Ini hanya sebagai pandangan untuk para sarjana yang telah lulus dan tidak mendapat pekerjaan,apa tidak sebaiknya mencoba bekerja di bidang  assuransi Baik itu assuransi jiwa atau asuransi apa saja .Karena saya sewaktu tahun 1996 masih di Jakarta, usaha kami dibidang supply kelengkapan untuk perkantoran di Cikarang,mengalami masalah dan macet total,.Saya sudah terbiasa bekerja dan tidak bisa hanya tinggal dirumah,tanpa ada aktivitas. Seorang teman mengajak saya untuk ikut assuransi yang ditolak mentah-mentah oleh suami. 

Tapi saya mengajak untuk meninjau dulu sebelum memutuskan. Tahun 1996 berarti usia saya waktu itu tidak muda lagi kerena saya kelahiran 1943 jadi umur saya waktu melangkahkan kaki bekerja di  assuransi adalah 53 tahun.Usia yang tidak muda dan sudah boleh dibilang mau pensiun bagi pengawai perusahaan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun