Mohon tunggu...
Rosa Damayanti
Rosa Damayanti Mohon Tunggu... Human Resources - Pelajar

Halo.. Perkenalkan saya Rosa Damayanti, seorang mahasiswa yang sedang belajar menulis. Mohon bantuannya :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendampingan Remaja Berperilaku Berisiko Seks Bebas dan Napza

15 Januari 2020   14:25 Diperbarui: 15 Januari 2020   14:22 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemuda sekalipun itu remaja ialah agent of change, kita adalah pembentuk dan penerus bukan peruntuh bangsa, Indonesia adalah atap kita bernaung. Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan diakibatkan bebasnya akses media atau tontonan yang sangat mudah ditiru oleh remaja. Dari gaya berpacaran, sex bebas, obat-obatan. Hal tersebut dianggap keren dan dianggap mengikuti zaman yang telah terjadi pada budaya barat yang dimana oleh remaja Indonesia ikuti. Akibatnya, banyak remaja yang mengonsumsi obat-obatan terlarang, minum-minuman beralkohol, hamil diluar nikah, bahkan sampai ada yang terjangkit HIV/AIDS. Globalisasi tidak dapat dihentikan, tetapi bagaimana caranya mencari solusi agar dapat mencegah perilaku beresiko pada remaja. 

Solulsi yang pernah dilakukan dan bahkan masih berjalan sampai sekarang adalah adanya organisasi Insan GenRe atau Ikatan Satuan Generasi Berencana. Organisasi ini berada di bawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau yang biasa disingkat BKKBN. Bergerak dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Maksud dari GenRe sendiri yaitu remaja diharapkan dapat merencanakan kehidupan masa depan dengan baik dan matang agar dapat menuju keluarga yang sejahtera. Organisasi ini berisikan para remaja juga yang diharapkan dapat membantu remaja sebayanya untuk berkonseling ataupun memberikan informasi. Karena kebanyakan remaja akan lebih nyaman bercerita atau berbagi informasi ke sesama remaja. Dan akan canggung apabila harus dengan orang yang lebih tua semisal guru BK, karena pola pikir dari remaja untuk remaja berbeda bila dihadapkan dengan orang yang lebih tua. Insan GenRe sendiri terdiri dari beberapa organisasi yang dinaunginya, yaitu Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), Saka Kencana yang berfokus pada bidang pramuka, dan Duta GenRe yang berfokus dalam promosi program GenRe.

Maka dari itu, cakupan dari Insan GenRe sudah meluas, namun banyak dari remaja kurang memahami pentingnya hal tersebut.  Insan GenRe sudah banyak menyebar dan sudah banyak melakukan berbagai sosialisasi dan penuluhan terhadap masyarakat maupun remaja. Tetapi remaja yang memiliki perilaku berpotensi masih sangat tinggi, dan hal tersebut dapat dilihat disekitar kita.

Dalam mengimplementasikan gagasan tersebut, dibutuhkan pihak pihak yang dapat mendukung untuk ikut bersama mencegah perilaku beresiko pada remaja yaitu tentunya dinas terkait seperti halnya BKKBN yang mendukung Insan GenRe dalam mensosialisasikan program GenRe, masyarakat harus memberikan atau menegakkan norma sebagai pengaruh sosial dan lingkungan, dan tidak luput yaitu para orang tua yang menjadi guru utama dalam membimbing para remaja agar tidak memiliki perilaku beresiko.

Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan dan pembaharuan gagasan untuk tercapainya tujuan yaitu mengubah gaya sosialisasi dan penyuluhan agar lebih menarik  dan kreatif, sehingga remaja tidak kaku atau tabu dalam menerima informasi yang disampaikan baik mengenai kesehatan reproduksi ataupun mengenai napza.

Dalam bersosialisasi juga dapat didemonstrasikan melalui media sosial yang dimana remaja sering membukan media sosial, sehingga diharapkan materi dapat tersampaikan atau terbaca oleh remaja. Namun, banyak pula remaja yang tidak begitu suka apabila hanya tersampaikan secara visual saja, bisa beruba visual audio atau yang biasa kita sebut video. Maka dari itu, sosialisasi dapat juga disampaikan dengan media Vlog yang akhir-akhir ini sangat digandrungi oleh remaja. Tidak hanya melulu soal materi, namun juga bergantung pada penyampaian yang menarik, dan judul yang menarik, sehingga dapat menarik perhatian para remaja untuk memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J. (2011). Life-Span Development : Perkembangan Masa-Hidup jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Endarto, Y., Purnomo, P.S. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Beresiko pada Remaja di SMK Negeri 4 Ygyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun