Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Program Masker untuk Semua

6 April 2020   13:36 Diperbarui: 6 April 2020   13:40 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Perjalanan pandemi Covid-19 di Indonesia sejauh ini mengalami peningkatan jumlah kasus pada tiap harinya.

Bahkan berdasarkan laporan pemerintah sejak 23 Maret 2020, penambahan kasus rata-rata per hari sebanyak 100 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19.

Dihimpun dari berbagai sumber (Minggu 5/4/2020). Berdasarkan laporan juru bicara pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, terjadi penambahan 181 kasus baru, sehingga total menjadi 2.273 kasus positif Covid-19.

Sejak 23 Maret penambahan kasus positif Covid-19 rata-rata 100 kasus perhari, ini terjadi akibat masih adanya pergerakan Orang Tanpa Gejala (OTG).

Bahkan akibat pergerakan OTG, muncul sebaran kasus baru dari kota-kota pusat penyebaran Covid-19 ke kota-kota di sekitarnya, ke keluarganya, ke rumah saudaranya."

Kebijakan terakhir pemerintah terkait aktivitas pergerakan orang yaitu diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukan karantina wilayah atau lebih kita kenal dengan 'lockdown'.

Kebijakan PSBB ini didorong dengan menambah kewenangan pihak berwajib, stimulus bantuan langsung lebih dari 400 Trilyun, dan menutup akses masuk WNA selain diplomat, relawan, WNA punya izin tinggal masuk ke Indonesia.

Terakhir, pemerintah menambah program berupa himbauan yaitu penggunaan 'masker untuk semua'.

Program tersebut berdasar pada telah terjadinya sebaran kasus dari kota-kota pusat penyebaran Covid-19 ke kota-kota lain disekitarnya, ke keluarganya dan saudaranya.

Selain itu, program tersebut juga didasari adanya pergerakan orang-orang tanpa gejala atau OTG disekitar kita, OTG ini berpotensi menginfeksi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun